Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Taiwan Kurangi 30 Persen Gas Rumah Kaca 2020  

Editor

Natalia Santi

image-gnews
TEMPO/Zulkarnain
TEMPO/Zulkarnain
Iklan

TEMPO.CO, Taipei – Meskipun belum menjadi anggota Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang perubahan iklim (UNFCC),  Taiwan  berkomitmen untuk mencapai target minimal 30% pengurangan emisi gas rumah kaca dari baseline emisi (BAU) pada tahun 2020.

Perubahan iklim terkait dengan kelanjutan pembangunan setiap negara dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya, merupakan tantangan mendesak yang dihadapi masyarakat internasional saat ini,” kata  Direktur Departemen Lingkungan Hidup Taiwan, Chen Shi-long.

Berbagai hal telah dilakukan pemerintah Taiwan untuk mencapai target tersebut.  Antara lain sejak tahun 2009 membentuk badan promosi pengurangan karbon Eksekutif Yuan.  Tahun 2012, Eksekutif Yuan menyetujui program perubahan iklim adaptasi kebijakan nasionl terhadap penanggulangan bencana, dukungan infrastruktur, sumber daya air, penggunaan lahan, pantai, pasokan energi, industri, produk pertanian dan delapan bidang keanekaragaman hayati dan kesehatan.

Selain itu Taiwan juga mengesahkan Undang-undang Pengurangan Gas Rumah Kaca, memberlakukan pajak energi yang dikombinasikan dengan hukum pengelolaan energi, serta peraturan pengembangan energi terbarukan bersama empat hukum pengurangan karbon dalam rangka meletakkan dasar metode pengurangan gas rumah kaca.

Departemen Lingkungan Hidup juga menggerakkan proyek emisi rumah kaca yang dapat “diukur, dilaporkan,  diverifikasi”. Sehingga pada Mei 2012, berdasarkan “undang undang pengendalian pencemaran udara” mengumumkan karbon dioksida dan enam jenis gas rumah kaca sebagai benda polusi udara.

Dalam pidato pelantikannya pada tahun 2012, Presiden Ma menyatakan salah satu dari lima pilar pembangunan Taiwan ialah “untuk membangun lingkungan hijau dengan energi yang rendah karbon”. Industri hijau diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan lapangan kerja, secara bertahap membangun Taiwan menjadi “pulau hijau energi  rendah karbon”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, Taiwan juga menggabungkan potensi pemerintah dan masyarakat untuk menggerakkan “program rumah rendah karbon yang berkelanjutan”, selain memperkuat koordinasi integrasi horizontal dan vertikal pemerintah pusat dan daerah, juga mempromosikannya ditingkat daerah,mendorong masyarakat, komunitas, desa, kota berpatisipasi secara sukarela, mengembangkan dan menciptakan rumah rendah karbon yang berkelanjutan.

Menurut Chen, di Taiwan, mengurangi emisi karbon bukanlah slogan, tapi tindakan nyata yang baru. Meskipun situasi politik internasional Taiwan yang unik, yang saat ini masih belum menjadi anggota (UNFCC).

Hanya saja, Taiwan tetap mengharapkan  kerja sama, bantuan dan pengakuan dari masyarakat internasional.  “Menghadapi tantangan paling serius perubahan iklim abad ini, saya sangat berharap dan menghimbau masyarakat internasional mendengarkan suara Taiwan, dan berharap secara resmi dapat ikut berpartisipasi dalam UNFCC untuk menyertakan Taiwan dalam sistem bantuan global,” kata Chen. “Kami sangat senang untuk berbagi pengalaman dan upaya Taiwan dalam perlindungan lingkungan, dan membagi pengalaman ini kepada masyarakat internasional dan negara yang membutuhkan.”

NATALIA SANTI

Berita Terpopuler:
Angelina Sondakh Akui Pertemuan di Kemenpora

Jokowi Pertanyakan 3 Soal Sebelum Loloskan MRT

Denny Kuliahi Dosennya Di Melbourne

Dahlan Serahkan Daftar ''Pemeras'' BUMN Senin
KD Pastikan Yuni-Raffi Putus 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

8 jam lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Dubai terdampak badai yang langka terjadi di wilayahnya pada Selasa lalu, 16 April 2024.


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

4 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

22 hari lalu

Warga beraktivitas di pinggir Waduk Cacaban, Kedung Banteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa, 11 September 2018. Akibat musim kemarau tahun ini, volume air di salah satu waduk penyuplai di wilayah Pantura itu menyusut hingga lebih dari puluhan meter sehingga mengancam kekeringan, terutama persawahan di sejumlah wilayah itu. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

Fenomena penguapan air dari tanah akan menggerus sumber daya air di masyarakat. Rawan terjadi saat kemarau.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

29 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.


13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

29 hari lalu

Australia dalam sepekan harus menyiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona di resor ski. Foto: @thredboresort
13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

Studi hujan salju di masa depan mengungkap ladang ski dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil. Ekosistem pegunungan semakin terancam.


Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

30 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 15 Februari 2024. Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.


Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

38 hari lalu

Kebakaran hutan membakar area di Santa Juana, dekat Concepcion, Cile, 4 Februari 2023. REUTERS/Ailen Diaz
Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?


Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

12 Februari 2024

Seorang warga berjalan di dekat instalasi
Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

Januari 2024 lalu adalah rekor baru pemanasan global untuk suhu rata-rata bulanan.


Cuaca Ekstrem Bukan Fenomena Alam Biasa, Peneliti BRIN Usul Dibentuk Komite Khusus

2 Februari 2024

Sejumlah petugas memotong pohon yang tumbang menimpa salah satu rumah karena diterjang gelombang kencang akibat badai Siklon tropis Seroja di Kota Kupang, NTT, Kamis, 8 April 2021. ANTARA/Kornelis Kaha
Cuaca Ekstrem Bukan Fenomena Alam Biasa, Peneliti BRIN Usul Dibentuk Komite Khusus

Cuaca ekstrem harus dilihat dalam perspektif perubahan iklim global.


Mahfud MD Soroti Deforestasi, 5 Dampak Buruk Penggundulan Hutan yang Sudah Terjadi

23 Januari 2024

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Mahfud MD Soroti Deforestasi, 5 Dampak Buruk Penggundulan Hutan yang Sudah Terjadi

Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD menyebut deforestasi di Indonesia lebih luas dari Negara Korea Selatan. Apa saja dampak buruk yang sudah terjadi?