TEMPO.CO, Damaskus - Rezim Suriah kian meningkatkan serangan udara ke basis pertahanan pemberontak, tak jauh dari Ibu Kota Damaskus. Gempuran itu didukung pula oleh tembakan artileri dan tank, yang menyebabkan setidaknya 18 orang, termasuk empat perempuan dan lima anak, tewas.
Bombardir jet-jet tempur Suriah, Selasa, 30 Oktober 2012, juga menghantam Kota Douma, terletak di sebelah timur Ibu Kota. "Usai serbuan udara, warga sekitar mencari korban tewas dan luka di reruntuhan gedung menggunakan tangan kosong," kata para aktivis melalui video yang diunggah ke laman.
Selain gempuran udara, pasukan angkatan darat Suriah juga menembakkan bom mortir ke Hammouria, daerah pingggiran Damaskus, menyebabkan delapan orang meninggal dunia.
Di Kota Damaskus, pesawat tempur Suriah untuk pertama kalinya dilaporkan menembaki target-target di dalam wilayah Ibu Kota, Selasa, 30 Oktober 2012. Mereka menjatuhkan empat bom dari udara di atas Jobar, tetangga Damaskus, atau di wilayah pinggiran Zamalka, tempat para pemberontak bertahan.
Menurut laporan koresponden kantor berita AFP, ledakan bom tersebut tak menimbulkan korban jiwa. Sebaliknya, dalam pernyataannya melalui Internet, Selasa, para pemberontak mengklaim telah berhasil membunuh seorang jenderal angkatan udara Suriah di Damaskus.
Televisi pemerintah melaporkan bahwa Mayor Jenderal Abdullah Mahmoud al-Khalidi tewas di Distrik Rukn al-Din, sebelah utara Damaskus, akibat serangan kaum "teroris."
"Jenderal al-Kahlidi yang sedang bertugas memberikan pelatihan dan seorang spesialis intelijen angkatan udara tewas ditembak pada Senin petang waktu setempat, 29 Oktober 2012, ketika meninggalkan rumah rekannya," ujar seorang sumber dari petugas keamanan yang tak bersedia disebutkan namanya kepada AFP, di Damaskus.
AL JAZEERA | CHOIRUL