TEMPO.CO, Khartoum - Menteri Luar Negeri Sudan, Ali Ahmed Karti, menolak anggapan bahwa Iran ikut terlibat dalam pembangunan sebuah pabrik senjata di Khartoum yang diserang jet tempur Israel pekan lalu.
"Menteri Luar Negeri menyampaikan bantahan kepada semua pihak bahwa Iran tidak dibutuhkan untuk pembangunan pabrik senjata di Sudan," kata Karti dalam sebuah pernyataan. "Kami ingin sampaikan, tidak ada kaitan sama sekali antara pabrik perlengkapan militer Sudan dan rekan asing lainnya," Karti menjelaskan.
Pernyataan tersebut perlu disampaikan Kementerian Luar Negeri Sudan sehubungan dengan kehadiran dua kapal perang Iran di Sudan untuk perbaikan. Kapal tempur Kharg dan perusak Laksamana Naqdi yang juga dilengkapi dengan helikopter serbu itu kini berada di pelabuhan Laut Merah Sudan.
Menurut kantor berita resmi Iran, IRNA, kapal ini sedianya berlayar menuju kawasan Djibouti pada September 2012. IRNA menambahkan, "Mereka membawa pesan damai dan persahabatan dengan negara-negara tetangga, sekaligus untuk menjaga keamanan jalur pelayaran dari serangan para teroris dan perompak."
Hubungan Sudan dengan Iran mendapatkan sorotan tajam menyusul tuduhan Khartoum terhadap Israel yang telah mengirimkan jet tempur antiradarnya guna membobardir pabrik fasilitas militer Yarmouk di jantung ibu kota, Selasa malam waktu setempat, 24 Oktober 2012, akibat serangan tersebut, menurut Menteri Informasi dan Kebudayaan Sudan Ahmed Bilal Osman, dua orang tewas dan tiga orang lainnya terluka.
Israel sangat menaruh perhatian terhadap penyelundupan senjata yang dilakukan melalui Sudan. Negeri Yahudi ini juga menuduh Khartoum menyediakan diri menjadi basis kelompok militan Hamas yang kini berkuasa di Jalur Gaza, Palestina. Israel menolak tuduhan Sudan bahwa negerinya menjadi pelaku serangan terhadap pabrik di Yarmouk.
Namun, seorang pejabat tinggi di Kementerian Pertahanan Israel, Armos Gilad, mengatakan, pekan lalu, bahwa Sudan menyediakan diri menjadi rute pengiriman senjata dari Iran untuk Hamas dan Jihad Islam melalui wilayah Mesir.
Menteri Luar Negeri Sudan, Ali Ahmed Karti, mengatakan serangan Israel tersebut telah melanggar hukum internasional dan merupakan upaya agresi terhadap negara lain. Oleh karenanya, Sudan mengadukan serangan tersebut kepada Dewan Keamanan PBB.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Sekali Rapat, DPR Minta Lebih dari Rp 1 Miliar
KPK Mulai Bidik Pimpinan Badan Anggaran DPR
Sekretaris MA Mengaku Pengusaha Sarang Burung
Anggaran Militer Juga Terkena Kutipan DPR
Firman Utina Cs Sempat Lawan 12 Pemain Australia