TEMPO.CO, London - Orang tua aktivis remaja dari Pakistan yang ditembak Taliban, Malala Yousafzai, tiba di Inggris. Mereka akan mendampingi pengobatan putrinya sampai pulih.
Malala menjadi simbol internasional keberanian untuk menuntut pendidikan bagi anak perempuan. Perjuangannya diganjar butiran peluru Taliban di kepalanya. Ia kini dirawat di rumah sakit di Birmingham, Inggris.
Ayahnya, Ziauddin Yousafzai, adalah sumber inspirasi utama untuk Malala. Dia membuka sekolah di lembah Swat, Pakistan, yang terkenal sebagai wilayah konservatif dan membuka pintu lebar-lebar bagi anak perempuan untuk bersekolah--hal yang ditentang oleh Taliban.
Malala sebelumnya dirawat di rumah sakit setempat. Namun, sejak 10 hari lalu, dia diterbangkan ke Inggris.
Malala belum mampu berbicara karena tabung telah dimasukkan ke dalam trakea untuk melindungi jalan napasnya yang bengkak setelah cedera.
"Saya meninggalkan negara ini dengan berat hati. Penting bagi saya bersama putri saya selama pemulihannya," kata ayah Malela pada jaringan televisi Pakistan, PTV, sebelum meninggalkan Islamabad. "Setelah dia pulih, insya Allah, kami akan segera kembali ke Pakistan."
Khushal Khan, adik laki-laki Malala, menyerukan pada rakyat Pakistan untuk bersatu di belakang kakaknya. "Saya ingin memberi tahu semua teman saya untuk berdoa bagi Malala," katanya.
Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik mengatakan kepada wartawan, setelah bertemu dengan keluarga Malala, bahwa Malala meminta ayahnya mengambil buku-buku sekolahnya. "Misi Malala telah sampai, bahwa pendidikan penting bagi siapa saja. Kita harus bangga dengan kecintaannya bagi bangsa ini," katanya.
Setelah Malala pulih dan kembali ke Pakistan, katanya, negara akan memberikan dia penjagaan keamanan yang lengkap. "Serangan terhadap Malala adalah pola pikir orang-orang yang tidak ingin melihat Pakistan maju," ujarnya.
CNN | TRIP B
Berita Terpopuler:
Ancaman Pemanggilan DPR, Ini Respons Dahlan Iskan
Angelina Sondakh Digosipkan Hamil, Apa Kata Ayah?
Marzuki Alie Tersinggung oleh Dahlan Iskan
Ayah Tega Menzinai Tiga Putrinya Bertahun-tahun
Penyu 215 Juta Tahun Ditemukan di Tempat Sampah