TEMPO.CO, Jalur Gaza - Emir Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani, meminta dua kekuatan utama di Palestina, Hamas dan Fatah, segera bersatu.
Seikh Hamad juga menolak kebijaksanaan Israel yang memblokade Gaza dan memuji rakyat Palestina di Jalur Gaza, yang tegar menghadapi gejolak selama perjuangan.
Seruan Sheikh Hamad itu disampaikan di sela-sela kunjungannya yang pertama di Gaza. Inilah kunjungan seorang kepala negara Timur Tengah pertama di wilayah yang diblokade oleh Israel, setelah Hamas menguasai kawasan itu pada 2007.
"Pertama, harus ada pembagian antara rakyat Palestina, dan, kedua, pembagian (tanggung jawab) antara bangsa-bangsa Arab yang menjadi penyebab kerusakan Palestina yang diakibatkan oleh agresi Israel berkali-kali," kata Sheikh Hamad dalam sebuah pidato di Islamic University di Gaza, Selasa.
"Ini bukanlah negosiasi perdamaian, dan di sana tidak ada strategi yang jelas terhadap perlawanan dan pembebasan (dari Israel). Mengapa Saudara-saudara tidak duduk bersama dan melakukan rekonsiliasi serta meletakkan dunia (kepentingan) sebelum mengambil alih tanggung jawab; apakah Israel menyetujui perdamaian, atau memaksa Israel menyetujui perdamaian?"
Hamas menyambut baik kunjungan Seikh Hamad, juru bicara pemerintahan Taher al-Nunu, dengan mengatakan, "Kunjungan ini memiliki implikasi politik yang besar. Dia juga merupakan pemimpin Arab yang berhasil memecah kebuntuan politik."
Kehadiran Emir ke Jalur Gaza guna membangun sebuah proyek pembangunan 1.000 rumah bagi rakyat miskin di kawasan hancur Khan Younis di sebelah selatan Jalur Gaza.
AL JAZEERA | CHOIRUL