Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hina Khan, Target Taliban Setelah Malala

Editor

Pruwanto

image-gnews
Pelajar Pakistan Malala Yousufzai dibawa ke luar rumah sakit di Rawalpindi, Pakistan, Senin (15/10). REUTERS/Inter Services Public Relations via Reuters TV
Pelajar Pakistan Malala Yousufzai dibawa ke luar rumah sakit di Rawalpindi, Pakistan, Senin (15/10). REUTERS/Inter Services Public Relations via Reuters TV
Iklan

TEMPO.CO , Islam Abad:Setelah membidik Malala Yousafzai, Tehrik-e-Taliban Pakistan punya bidikan baru, yaitu Hina Khan. Keluarga gadis berusia 15 tahun itu meminta perlindungan kepada pemerintah Pakistan karena mendapat ancaman akan dibunuh karena mengkritik Taliban, yang tidak membolehkan anak perempuan mendapat pendidikan.

Keluarga Hina Khan mengaku menerima panggilan telepon dari orang yang tidak dikenal. Mereka mengancam akan menjadikan Hina Khan sebagai Malala berikutnya. Al-Jazeera melaporkan, rumah gadis ini di Islamabad, Pakistan, dua hari terakhir, dicoret dengan tanda “X” berwarna merah.

Sama seperti Malala, Hina Khan juga berasal dari Lembah Swat. Hina Khan dan keluarganya pindah ke Islamabad pada 2006 karena merasa terancam.

“Kami terancam kematian selama bertahun-tahun ketika istri saya mulai bicara soal hak perempuan dan perlunya pendidikan bagi anak perempuan,” kata Reyatullah Khan, ayah Hina, kepada Dawn.

Ia khawatir putrinya bernasib seperti Malala, yang ditembak di bagian kepala oleh Taliban. Malala kini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Queen Elizabeth, Birmingham, Inggris.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pejabat polisi Pakistan mencurigai persamaan motif Taliban membidik Hina Khan dan Malala. Keduanya sama-sama menyampaikan secara terbuka kritik terhadap Taliban. Selain itu, Reyatullah mengelola Institut Penelitian dan Advokasi Aryana (AIRRA). Di organisasi nirlaba ini pulalah Zianuddin, ayah Malala, bekerja.

Ibu Hina Khan, Farhat, juga dikenal sebagai pegiat hak perempuan di kawasan Swat.“Kami seperti tahanan di rumah sendiri,” kata Reyatullah. “Kami hanya butuh keamanan, tidak ada yang lain.”

AL-JAZEERA | DAWN | RAJU FEBRIAN

Berita Terpopuler
Obama Sindir Romney: Saya ke Israel Tak Cari Dana

Ini Jawaban Obama Soal "Tur Minta Maaf"

Thein Sein Mengaku Tak Takut Lagi pada Wartawan 

Isu Luar Negeri Tutup Debat Capres AS

Nasib Obama dan Romney Ditentukan di Debat Final 

Rusia Tuding AS Berstandar Ganda Soal HAM 

Romney Tuding Obama Cuekin Israel dan Polandia

Obama Menang di Debat Terakhir  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

8 Agustus 2017

Guru perempuan Pakistan mencoba senjata laras panjang saat mengikuti latihan selama dua hari oleh polisi di Peshawar Pakistan, 27 Januari 2015. Pakistan telah memberikan izin bagi guru untuk membawa senjata api karena serangan Taliban pada Desember lalu. AP/Mohammad Sajjad
Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.


Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

29 Juli 2017

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif. REUTERS/Mian Khursheed
Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.


Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

13 Juli 2017

Maryam, putri Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif terganjal skandal fontgate alias warisan palsu untuk sembunyikan dugaan keterlibatan dalam Panama Papers. News.com.au
Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter


Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

26 Juni 2017

Sebanyak 120 orang tewas terbakar akibat tanker minyak terbakar di Bahawalpur. pakistantoday.com.pk
Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.


Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

26 Juni 2017

Ilustrasi bom. Boards.ie
Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.


Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

25 Juni 2017

Sebanyak 120 orang tewas terbakar akibat tanker minyak terbakar di Bahawalpur. pakistantoday.com.pk
Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.


Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

19 Mei 2017

Sxc.hu
Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.


Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

13 Mei 2017

Hamza, putra Osama bin Laden. dailymail.co.uk
Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.


India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

8 Mei 2017

Hindraf meminta badan PBB untuk bertindak terhadap Zakir Naik. freemalaysiatoday.com
India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.


Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

3 Mei 2017

Pasukan anti-teror saat berlatih penanggulangan terorisme di SMA Elizabeth, Peshawar, Pakistan, 2 Februari 2016. Terdapat informasi intelijen 13 militan Taliban dari Afghanistan merencanakan serangan bunuh diri di sekolah-sekolah Pakistan. REUTERS/Fayaz Aziz
Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.