TEMPO.CO, Beijing - Politikus kelompok kiri Cina mengeluarkan surat terbuka menyerukan pada negara untuk tidak mengusir mantan pemimpin Partai Komunis, Bo Xilai, dari posisinya di parlemen. Langkah ini dipertanyakan legalitasnya dan bermotif politik.
Bo--pernah menjadi Ketua Partai Komunis Chongqing dan turun setelah dituduh menyalahgunakan kekuasaan, menerima suap, dan "kejahatan besar lainnya"--kini menghadapi hukuman. Sedangkan istrinya telah lebih dulu menjadi pesakitan atas tuduhan melakukan pembunuhan terhadap seorang pengusaha asal Inggris.
Sebuah surat, dimuat di situs berbahasa Cina "Red China", ditujukan kepada komite inti parlemen. "Apa alasan untuk mengusir Bo Xilai? Silakan menyelidiki fakta-fakta dan bukti," bunyi surat itu. "Silakan mengumumkan kepada orang-orang, dan Bo Xilai akan mampu membela diri sesuai dengan hukum."
Parlemen dan anggotanya ada untuk memberikan pengawasan dan membuat undang-undang, bukan untuk "bertindak sebagai stempel" atas serangan terhadap seseorang karena alasan pribadi oleh faksi-faksi politik. Demikian isi surat tersebut.
Sejak Bo digulingkan pada bulan Maret, dia belum terlihat di depan umum dan belum diizinkan untuk menjawab tuduhan terhadap dirinya. Pada hari konferensi pers sebelum penahanannya, Bo menyebutkan tuduhan terhadap dirinya sebagai "kotoran" dan "omong kosong".
Bo kini menghadapi investigasi kriminal atas keterlibatannya dalam pembunuhan pengusaha Inggris, Neil Heywood, di Chongqing tahun lalu. Bo hampir pasti akan dipenjara, seperti halnya Gu Kailai, istrinya, dan mantan kepala polisi, Wang Lijun.
REUTERS | TRIP B
Berita terpopuler lainnya:
Tak Sediakan Bokong Ayam, Istri Diadili
Jalani Terapi, Wajah Gadis Ini Jadi Berewokan
Nama Malala Jadi Nama Akademi
Fidel Castro Ternyata Sehat
Foto Fidel Castro Beredar, Tepis Rumors Stroke
Kasus Savile Skandal Terburuk BBC dalam 50 Tahun