TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya mantan Raja Kamboja, Norodom Sihanouk. "Atas nama pemerintah dan rakyat Indonesia, saya ucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya Raja Norodom Sihanouk. Saya telah mengirim surat hari ini kepada Raja Norodom Sihamoni maupun Perdana Menteri Hun Sen," kata Yudhoyono dalam keterangan persnya di kantor Presiden, Senin, 15 Oktober 2012.
Selain melalui surat, dirinya juga akan mengucapkan langsung ungkapan duka-citanya saat melakukan kunjungan kerja ke Kamboja pada November. Bulan depan, SBY akan mengikuti pertemuan KTT ASEAN dan KTT Asia Timur di Pnom Penh, Kamboja. "Kamboja tahun ini adalah Ketua ASEAN," kata dia.
Apalagi, Norodom Sihanouk dikenang sebagai sahabat cukup dekat dari pemimpin-pemimpin Indonesia. Sihanouk dikenal berperan memperkokoh hubungan bilateral Indonesia-Kamboja."Hubungan pribadi beliau dengan Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, dan para pemimpin dahulu baik sekali," kata dia.
Bagi Indonesia, Yudhoyono melanjutkan, Shanouk dikenang sebagai negarawan sejati, pemersatu yang telah berperan dalam menjaga keutuhan dan memajukan Kamboja. "Beliau menjadi pelaku sejarah, dalam masa kemerdekaan Kamboja pada 1950an dan juga berperan dalam menjaga keutuhan Kamboja ketika menghadapi permasalahan internal pada 1970-an," kata dia.
Norodom Sihanouk, bekas Raja Kamboja, meninggal dunia di sebuah rumah sakit di ibu kota Cina, Beijing, setelah mendapatkan serangan jantung. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kesehatan pria berusia 89 tahun ini dikabarkan terus memburuk. Sihanouk naik takhta pada 1942. Dia memimpin Kamboja hingga negeri ini merdeka dari penjajahan Prancis pada 1953.
Kendati lama tinggal di pengasingan dan turun takhta pada 2004 akibat dibekap berbagai penyakit, dia merupakan tokoh yang memiliki pengaruh besar di dalam negeri.
Sihanouk turun takhta pada 2004. Posisinya sebagai raja digantikan putra mahkota, Raja Norodom Siharmoni. "Kematiannya membuat rakyat Kamboja kehilangan," kata asisten dan keluarga dekat Pangeran Sisowath Thomico. "Sesungguhnya Raja Sihanouk bukan milik keluarga, tetapi dia milik rakyat Kamboja dan sejarah."
Jenazah mendiang diharapkan tiba di Kamboja untuk pemakaman kenegaraan di Istana Kerajaan di Phnom Penh. "Raja Sihamoni terbang ke Beijing untuk menjemput jenazah mendiang," ujar juru biara pemerintah Kamboja.
Sebuah pernyataan yang disampaikan Kementerian Luar Negeri Cina menyebutkan bahwa Sihanouk merupakan seorang sahabat yang sangat besar bagi rakyat Cina
Sihanouk dilahirkan pada 1922. Dia merupakan anak tertua pasangan Raja Norodom Suramarit dan Ratu Kossamak. Semasa belia, dia menempuh pendidikan di sekolah Prancis di Saigon dan di Paris. Ketika Nazi Jerman menguasai Prancis, Norodom Sihanouk dinobatkan sebagai Raja Kamboja, menggantikan ayahnya, kendati saat itu baru berusia 18 tahun. Setelah itu, dia berjuang melawan Prancis untuk memerdekakan Kamboja.
ARYANI KRISTANTI
Terpopuler:
Miyabi, Dokter Gadungan di 13 Rumah Sakit
Presiden Mauritania Tak Sengaja Tertembak
Norodom Sihanouk Meninggal Jelang Ultah ke-90
Turki Larang Semua Penerbangan Suriah
Tiga Bintang K-Pop Pilihan Kandidat Presiden Korea