TEMPO.CO, Tel Aviv - Kabinet Israel menetapkan 22 Januari sebagai tanggal pelaksanaan pemilihan umum. Parlemen Knesset diharapkan untuk menetapkan tanggal ini dan kemudian membubarkan diri segera, menandai dimulainya kampanye tiga bulan.
Sebenarnya, pemerintah Perdana Menteri Binyamin Netanyahu masih memiliki satu tahun lagi untuk menjalankan pemerintahan. Namun ia memilih untuk pemilihan umum lebih awal ketika tanda-tanda perpecahan di antara anggota partai koalisi mulai mengental.
Diketahui, partai koalisi tidak akan mendukung penghematan anggaran yang diusulkannya. Hal ini berimbas pada tak berjalannya program-program yang ditetapkan.
Netanyahu mengatakan kepada kabinetnya bahwa stabilitas ekonomi akan dipertahankan hingga pemerintahan baru terbentuk. "Bahkan selama periode pemilu tiga bulan, kami akan terus bertindak secara bertanggung jawab," katanya.
Jajak pendapat menunjukkan Netanyahu akan dengan mudah memenangkan masa jabatan ketiga sebagai perdana menteri. Selama dalam koalisi, hubungannya dengan Menteri Pertahanan, Ehud Barak, yang berasal dari partai berbeda tidak begitu harmonis.
IRISH TIMES | TRIP B