TEMPO.CO, Manila — Mantan Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo, Jumat, 5 Oktober 2012 memprotes penahanannya kepada Mahkamah Agung. Raul Lambino, pengacara Arroyo, mengatakan kliennya sangat terkejut oleh perintah penahanan yang dikeluarkan pengadilan anti-korupsi pada Kamis lalu.
“Kami para pengacara Arroyo akan berkumpul untuk membahas rencana banding ke Mahkamah Agung karena banyak penyimpangan dalam masalah ini,” kata Lambino.
Hingga hari ini, Arroyo masih ditahan di rumah sakit Veterans Memorial Medical Center (VMMC) di Kota Quezon. Ia ditahan saat sedang dalam perawatan karena tekanan darah tinggi dan dehidrasi.
Surat perintah penahanan ketiga bagi Arroyo terkait dugaan penyalahgunaan uang lotere negara sebesar 3766 juta peso atau Rp 84 miliar. Sebelumnya ia juga dituduh terlibat dalam dua kasus lain, yakni sabotase hasil pemilu dan terlibat dalam mark-up proyek telekomunikasi bekerja sama dengan perusahaan Cina.
Selain menangkap perempuan 65 tahun itu, pengadilan juga mengeluarkan surat penahanan untuk sembilan mantan pejabat lembaga lotere nasional. Dua di antaranya telah ditahan oleh polisi, yakni Sergio Valencia dan Benigno Aguas. Valencia merupakan bekas kepala dewan direktur lembaga lotere, sedangkan Agus menjabat sebagai manajer anggaran dan akunting lembaga tersebut.
Adapun empat tersangka lainnya berhasil melarikan diri. Salah satunya adalah Jose Taruc V yang berhasil kabur dengan menumpang pesawat maskapai Cathay Pasifik. Namun, aparat hingga kini belum mengetahui keberadaan Taruc maupun tiga tersangka lainnya.
THE PHILIPPINE STAR | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita lain:
Militer Turki Gempur Wilayah Suriah
Nilai Mata Uang Iran Terjungkal
Penutur Bahasa Inggris Kuno yang Tersisa Meninggal
Turki Tegaskan Tak Sedang Memulai Perang
Fakta dan Fiksi dalam Debat Capres AS