TEMPO.CO, Istanbul - Kuburan bekas Presiden Turki Turgut Ozal yang meninggal pada 1993 digali kembali guna pemeriksaan atas perintah kejaksaan. Kematian Ozal diduga akibat diracun.
Prosesi penggalian, Selasa, 2 Oktober 2012, dilakukan dalam pengamanan ketat petugas kepolisian. Penggalian dilakukan dengan menggunakan teknologi tinggi di sebuah tempat pemakaman umum di Istanbul. Penggalian ini berdasarkan perintah kantor kejaksaan guna pelaksanaan investigasi atas kematian yang terjadi pada 19 tahun silam.
Ozal, yang memimpin Turki dengan menendang peran militer pada 1980-an dan berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi dengan program reformasi, dikabarkan meninggal akibat serangan jantung pada 1993 di rumah sakit di Ankara dalam usia 65 tahun saat masih aktif menjabat. Menurut keluarga dekat dan koleganya, kematian Ozal kuat dugaan akibat diracun.
Penggalian kuburan Ozal yang berlangsung selama tujuh jam dihadiri oleh seorang ulama. Tulang belulang Ozal dimasukan ke dalam sebuah peti berlapis seng yang dibungkus bendera Turki. Selanjutnya jasad dibawa oleh petugas kepolisian berseragam formal dengan pengawalan menuju ke tempat forensik.
Tim forensik dipimpin oleh Kepala Kejaksaan Istanbul, Turan Colakkadi, akan menyelidiki apakah zat-zat beracun masih tersisa di dalam jenazahnya. "Mayat berada di tempatnya. Semuanya tetap seperti yang direncanakan, tidak ada masalah," kata Colakkadi.
Haluk Ince, Kepala Lembaga Kedokteran Forensik Negara, kepada pers mengatakan hasil otopsi mayat Ozal diharapkan dapat diketahui pada akhir pekan ini. Ince menjelaskan, lembaganya membutuhkan waktu dua bulan untuk melengkapi hasil otopsi. Setelah hasil otopsi diketahui, maka akan dikirimkan ke kantor kejaksaan.
Dua pekan lalu, kantor kejaksaan memutuskan menggali kuburan Ozal dan mengotopsinya setelah incumbent Presiden Abdullah Gul menerima sebuah laporan yang menyebutkan bahwa penyebab kematian Ozal diragukan.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita terpopuler lainnya:
Masak Rusa Korban Tabrak Lari, Resto Ini Ditutup
Negara Uni Eropa yang PLTN-nya "Bermasalah"
Pemilik Facebook Bangga Pakai Kaos Abu-Abunya
Suriah Kirim Pasukan Tambahan Gempur Aleppo
Ratusan PLTN di Eropa Tak Siap Jika Kena Bencana
25 Mahasiswa Nigeria Tewas Ditembak