TEMPO.CO, Damaskus - Warga al-Raqqa, kota yang dikenal dengan sebutan "Hotel Revolusi", menyatakan angkat senjata untuk bergabung dengan para pemberontak guna mengambil alih kota.
Labih dari 500 ribu warga diperkirakan telah meninggalkan Kota al-Raqqa selama 1,5 tahun untuk menghindari konflik bersenjata antara pasukan pemerintah dan pemberontak.
Menurut kelompok oposisi, kini mereka kembali ke kota untuk bergabung bersama para pemberontak guna mengambil alih kota dari kekuasaan pasukan Presiden Bashar al-Assad.
Dalam laporan eksklusifnya dari Tal Abyad, kota perbatasan dengan Turki, koresponden Al Jazeera, Andrew Simmons, mengatakan pasukan pemberontak terus meningkatkan pelawanannya di al-Raqqa.
Perang saudara di Suriah telah berlangsung lebih dari 18 bulan dengan korban sebanyak 29 ribu jiwa. Konflik bersenjata ini bermula dari tuntutan para kelompok oposisi untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad sejak Maret 2011.
Akibat bentrok mematikan tersebut, menurut taksiran lembaga urusan pengungsi PBB (UNHCR), tak kurang dari 250 ribu warga Suriah mengungsi ke negara-negara tetangga, Yordania, Turki, dan Lebanon.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita lain:
Masak Rusa Korban Tabrak Lari, Resto Ini Ditutup
Negara Uni Eropa yang PLTN-nya "Bermasalah"
Ratusan PLTN di Eropa Tak Siap Jika Kena Bencana
Kecelakaan Kapal di Hong Kong, 25 Orang Meninggal
Warga Hispanik Penentu Kemenangan Obama vs Romney