TEMPO.CO, Brussels - Ratusan masalah ditemukan dalam pembangkit tenaga nuklir Eropa yang akan menelan biaya 25 miliar euro untuk memperbaikinya, kata sebuah laporan perencanaan yang bocor ke publik. Empat reaktor di dua negara yang tidak disebutkan namanya akan memiliki kurang dari satu jam untuk mengembalikan fungsi keselamatan jika daya listrik hilang, kata laporan itu.
Di Perancis, yang memiliki jumlah PLTN terbanyak dan menjadi tulang punggung utama penyediaan listrik -- dengan 58 reaktor nuklir untuk 80 persen kebutuhan listrik, kegagalan tertentu ditemukan di 58 reaktor nuklirnya.
Baca Juga:
Awal bulan ini, ledakan uap terjadi di PLTN Fessenheim di timur Perancis - salah satu dari reaktor tertua yang telah lama menjadi target rutin protes anti-nuklir.
Fessenheim, dekat dengan perbatasan Perancis dengan Jerman dan Swiss, dibuka pada tahun 1977 dan menarik air untuk pendinginan dari Rhine. Para penentangnya menyatakan lokasi membuatnya rentan terhadap aktivitas seismik dan banjir.
Di Inggris, sebagian besar PLTN tidak memiliki ruang kontrol gawat darurat alternatif untuk digunakan jika yang utama terkontaminasi oleh radiasi yang tinggi, kata laporan itu.
Departemen Energi Inggris mengatakan tidak ada bukti Inggris nuklir fasilitas yang tidak aman. "Namun, Pemerintah berkomitmen untuk melakukan perbaikan terus-menerus," kata seorang juru bicara pemerintah pada BBC. "Kami bekerja sama dengan regulator energi nuklir untuk memastikan bahwa operator mengambil semua langkah praktis untuk mengurangi risiko dan mencari perbaikan berkelanjutan untuk keselamatan."
Menurut penggiat anti-nuklir, ditemukan kekurangan di banyak reaktor nuklir di Eropa. Mereka menyatakan, PLTN-PLTN ini tak teruji dalam mengatasi risiko di daerah penting, seperti teknologi penuaan, serangan teroris, atau kesalahan manusia.
"Komisi harus merekomendasikan penutupan reaktor yang tak aman atau mengalami penuaan," kata Rebecca Harms, salah satu pimpinan Greens/European Free Alliance di Parlemen Eropa.
Pada Juni, semua dari 143 PLTN di Uni Eropa kembali dinilai menggunakan kriteria yang meliputi bencana alam dan bencana akibat perbuatan manusia. Beberapa pemerintah telah meninjau kembali strategi energi nuklir mereka setelah terjadinya bencana Fukushima tahun lalu. Jerman, misalnya, memutuskan untuk meninggalkan energi nuklir dan menggantinya dengan teknologi hijau menjadikan gas serta batu bara pada pembangkit konvensioanl mereka pada tahun 2022.
BBC | TRIP B