TEMPO.CO, Karakas - Venezuela dan Amerika serikat sama-sama bersiap menghadapi pemilihan presiden. Orang nomor satu kedua negeri itu juga sama-sama maju lagi dalam pencalonan berikutnya.
Presiden Venezuela yang terkenal kerap berkata keras tentang AS, Hugo Chavez, tanpa diduga berkomentar tentang hal ini. "Saya berharap hal ini tidak membahayakan Obama, tapi jika saya dari Amerika Serikat, saya akan memilih Obama," kata Chavez.
Chavez maju kembali untuk jangka waktu enam tahun ke depan. Ia melawan penantangnya, Henrique Capriles. Sementara Obama melawan kandidat Partai Republik Mitt Romney. Pemilu Venezuela dilakukan akhir pekan depan, sedangkan AS November mendatang.
"Obama adalah pria yang baik.... Saya berpikir bahwa jika Obama adalah dari Barlovento atau beberapa lingkungan di Karakas, dia juga akan memilih Chavez," kata presiden di saluran TV negara, mengacu pada sebuah kota pesisir miskin di mana warga keturunan Afrika di Venezuela tinggal.
Chavez adalah salah satu kritikus AS paling vokal. Pemerintahannya selama 14 tahun ditandai oleh pertengkaran diplomatik dan penghinaan terhadap Gedung Putih.
Ia, misalnya, menyebut mantan Presiden AS George W. Bush "pemabuk" dan "setan." Tak lama setelah terpilihnya Obama, ia menyebut pria yang separuh berdarah Kenya ini membuat "malu" orang Afrika.
REUTERS | TRIP B