TEMPO.CO, Yerusalem - Pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam Sidang Umum PBB, Kamis, 27 September 2012, tentang pengembangan nuklir Iran, melahirkan spekulasi di Israel bahwa dia akan memerintahkan pasukannya menyerang Iran tahun ini.
Dalam pidatonya di podium PBB, Netanyahu menunjukkan sebuah gambar "garis merah" dalam bentuk bom kartun yang menunjukkan bahwa betapa dekatnya Iran dengan senjata nuklir.
Menurut para pengamat di Israel, batas waktu serbuan militer Negeri Yahudi dilakukan pada awal 2013 usai pemilihan Presiden Amerika Serikat, November mendatang. "Tahun penetuan 2012 akan terlewati tanpa ketegasan," tulis Ofer Shelah di koran Maariv, Jumat, 28 September 2012.
Netanyahu tidak mengatakan secara eksplisit, namun secara tersirat dia katakan bahwa Israel akan menyerang fasiltias pengayaan uranium Iran jika mereka benar-benar melampaui garis merah. Arti garis merah adalah batas yang menunjukkan Iran telah meningkatkan pengayaan uranium menjadi senjata nuklir.
Maariv dan harian Israel lainnya, Yedioth Ahronoth, mengatakan musim 2013 sepertinya menjadi batas waktu yang ditetapkan Netanyahu. Menurutnya, pada batas waktu tersebut, Iran telah melakukan pengayaan uranium sebesar 20 persen. Jumlah ini cukup bagi Iran untuk membuat bom pertama.
Namun, halaman depan koran liberal Haaretz dan harian propemerintah Israel, Hayom, menulis bahwa batas waktu pertengahan 2012 adalah di luar perkiraan Netanyahu ketika Iran telah siap melangkah pembangunan senjata. "Kemungkinan serbuan itu akan dilakukan dalam hitungan bulan bahkan minggu," tulis mereka.
Iran, yang menolak tuduhan telah menyiapkan pembuatan senjata nuklir, menilai pidato Netanyahu merupakan "tuduhan tak berdasar dan tidak masuk akal". "Republik Islam Iran telah siap membalas dengan kekuatan penuh melawan setiap serangan."
Ketika ditanya, dalam sesi tanya jawab di Radio Angkatan Bersenjata Israel, "Apakah Netanyahu telah memberikan isyarat bahwa dia akan menyerang Iran pada musim semi jika Amerika Serikat dan Uni Eropa gagal menjatuhkan sanksi atas pengembangan industri nuklir Iran?" Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman mengatakan, "Tidak, saya tidak sejauh itu," jawabnya singkat.
"Perdana Menteri mengirimkan pesan kepada komunitas internasional bahwa jika mereka ingin mencegah perang di masa mendatang, mereka harus mencegah proyek nuklir Iran," Lieberman menambahkan.
REUTERS | CHOIRUL
Berita Terpopuler
Bekas Bos BNN Singapura Paksa Wanita Ini Oral Seks
Hantu Tahanan Perang Dunia II Muncul di Borneo?
Salah Kirim SMS Mesum Berujung Penjara
''Film Innocence of Muslims Lebih Dasyat dari Bom''
Inggris Pergi, Sejumlah Sekolah Afganistan Tutup