TEMPO.CO , Yogyakarta - Sineas Garin Nugroho menilai film kontroversial Innocence of Muslims yang sampai sekarang masih memicu berbagai protes lebih dahsyat daripada sebuah bom.
"Film itu ternyata dampaknya lebih dahsyat daripada sebuah bom, untuk mengobrakabrik sebuah negara," kata Garin di Yogyakarta Kamis 27 September 2012.
Sutradara 'Daun di Atas Bantal' itu menilai film yang menghina Nabi Muhammad itu seperti sengaja dibuat untuk menggoyang kedaulatan yang dianggap sebagai musuh politik dengan cara menciptakan kisruh dari dalam.
"Sekarang yang banyak bergejolak adalah negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Mereka ini dianggap sebagai lawan politik tapi menyerangnya dengan cara film," kata dia.
Sutradara yang berulangkali mendapat penghargaan internasional berkat film idealisnya itu pun menilai, dampak film itu adalah menggerogoti stabilitas negara dari dalam, atau melalui masyarakatnya sendiri. Akibatnya sejumlah negara termauk Indonesia dilanda aksi demosntrasi besar-besaran.
"Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah untuk itu agar film itu tak beredar lebih luas," kata dia. Meski mengaku belum menonton film tersebut, namun sutradara yang populer dengan film 'Puisi Tak Terkuburkan' itu mengganggap karya besutan Nakoula Basseley Nakoula atau 'Sam Bacile' tak bermutu. Pasalnya, yang diangkat dan menjadi bahan cemoohan adalah soal kepercayaan manusia.
"Film sangat tidak bermutu, maka sebaiknya diabaikan saja," kata dia. Menurut Garin, jika film tersebut terus ditanggapi dengan aksi reaksioner dan terus dimenerus diangkat ke ranah publik dan dibicarakan, maka akan semakin tenar.
PRIBADI WICAKSONO
Berita terpopuler lainnya:
Hadiah US$ 60 Juta bagi Pria yang Mau Nikahi Lesbi
Kapolri Perintahkan Djoko Susilo Datang ke KPK
Remaja Pembacok Alawy Tertangkap di Yogyakarta
Nikita Mirzani Bakal Nongol di Majalah Playboy?
Irfan Bachdim Hattrick, Indonesia Cukur Brunei 5-0
FR Pernah Terlibat Kasus Tawuran 2011