TEMPO.CO, New York - Emir Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani, menyerukan kepada negara-negara Arab untuk melakukan intervensi militer ke Suriah demi mencegah terus meningkatnya kekerasan di sana. Seruan itu disampaikan Al-Thani di Sidang Umum PBB di New York, Selasa, 25 September 2012. Seruan itu dia lontarkan menyusul sambutan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon yang menyatakan konflik di Suriah bakal mengancam perdamaian global.
Dalam pidato di tempat yang sama, Presiden Amerika Serikat Barack Obama meminta komunitas internasional bergabung bersama mengakhiri kekuasaan Presiden Bashar al-Assad.
"Upaya internasional telah gagal mengakhiri kekerasan di sana. Oleh sebab itu, sebaiknya negara-negara Arab sendiri yang melakukan intervensi demi tugas kemanusiaan, politik, dan militer. Arab harus segera melakukannya untuk menghentikan pertumpahan darah," kata Al-Thani.
Dia mengingatkan peserta sidang pada peristiwa intervensi pasukan Arab ke Libanon pada 1970-an untuk mengakhiri perang sipil di negara itu. Dia menyebutkan saat itu aksi militer didukung Liga Arab. "Itu merupakan bukti yang efektif dan berguna."
Al-Thani mengkritik Assad yang menuduh Qatar dan Arab Saudi mempersenjatai pemberontak Suriah. Dia mengatakan, konflik di Suriah yang berlangsung selama 18 bulan telah meluas dan memasuki fase yang tak bisa diterima karena pemerintah (Suriah) tanpa ragu-ragu menggunakan senjata untuk melawan rakyatnya sendiri.
Dia mengatakan, intervensi dibutuhkan karena segala upaya untuk mencegah pembunuhan dan sanksi Dewan Keamanan PBB telah gagal.
Cercaan dan kutukan bertubi-tubi datang dari berbagai pemimpin dunia yang hadir dalam Sidang Umum PBB, Senin lalu. Konflik yang telah berlangsung selama 18 bulan telah meminta korban jiwa 29 ribu orang. Namun dunia internasional menemui jalan buntu untuk menghentikan pertumpahan darah di sana.
"Kita harus menghentikan kekerasan dan mendukung transisi kepemimpinan di Suriah," kata Ban dalam kata sambutannya.
AL ARABIYA NEWS | CHOIRUL