TEMPO.CO, Dubai - Putra bekas Presiden Iran, Akbar Hashemi Rafsanjani, kembali ke Iran dari pengasingan. Kepulangan Mehdi Hashemi Rafsanjani ini disinyalir guna menjawab tuduhan yang dialamatkan kepadanya sebagai penghasut kerusuhan pasca-pemilu tahun 2009.
Menurut laporan kantor berita Fars, Mehdi Hashemi Rafsanjani tiba di Teheran pada Ahad dinihari waktu setempat, 23 September 2012, setelah tiga tahun berada di Inggris, menyusul tuduhan keterlibatannya dalam demonstrasi terpilihnya Presiden Mahmoud Ahmadinejad sebagai Presiden Iran untuk kedua kalinya.
Baca Juga:
Sebelum menginjakkan kakinya di Iran, Ahad, kata sumber independen kepada Reuters, Mehdi Hashemi Rafsanjani tinggal di Dubai selama tiga hari.
Para pengamat mengatakan kembalinya Mehdi Hashemi Rafsanjani ke Iran menunjukkan indikasi adanya kesepakatan yang telah dicapai dengan otoritas Iran untuk menyelesaikan tuduhan yang disampaikan kepadanya. Selain itu, hal ini juga menunjukkan pengaruh ayahnya selaku politikus yang berpengaruh.
Akbar Rafsanjani, yang punya peran sentral dalam pertemuan anggota negara-negara non-blok bulan lalu, tampak berfoto bersama dengan pemegang otoritas spiritual Iran, Ayatullah Ali Khamenei, dan duduk bersanding dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Baca Juga:
Rafsanjani saat ini dihadapkan pada tekanan kuat dari kelompok garis keras sejak pemilihan presiden 2009 karena dianggap sebagai biang kerusuhan krisis politik terburuk sejak revolusi Islam Iran pada 1979. Bekas presiden ini merupakan salah satu tokoh pendiri Republik Islam Iran dan pembantu dekat pemimpin revolusi Ayatullah Rouhullah Khomeini.
Namun, dukungannya terhadap calon oposisi pada 2009 dan simpatinya terhadap kelompok-kelompok pengunjuk rasa menimbulkan kemarahan kaum konservatif dan menurunkan wibawanya.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita lain:
Qaddafi Dituding Pemerkosa Gadis Remaja
Curhat Koki Orang Penting Dunia
Kapal Cina Masuki Perairan yang Diklaim Jepang
Israel-Palestina Sepakat Membangun Ladang Gas
Ekuador Rencana Kirim Assange ke Swedia?