TEMPO.CO, Washington - Penyidik federal yang menangani skandal prostitusi Kolombia mengatakan untuk pertama kalinya bahwa personel Gedung Putih mungkin telah terlibat, meskipun klaim pemerintah adalah sebaliknya.
Skandal prostitusi yang mencoreng wajah Amerika Serikat ini terjadi beberapa hari menjelang kunjungan Barack Obama ke negeri itu April lalu. Belasan personel Secret Service dibebastugaskan setelah itu.
Charles Edwards, yang bertindak sebagai inspektur jenderal untuk Departemen Keamanan Dalam Negeri, menulis dalam sebuah surat kepada Senator Susan Collins bahwa penyelidikan kantornya dalam insiden April lalu menemukan "registrasi hotel yang menunjukkan bahwa dua personel non-Secret Service mungkin memiliki kontak dengan warga negara asing."
Salah satunya, tulis Edwards, adalah pegawai Departemen Pertahanan yang "berafiliasi" dengan Badan Komunikasi Gedung Putih.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jay Carney mengatakan, tak menutup kemungkinan keterlibatan tim Gedung Putih dalam skandal itu. Carney mengatakan bahwa kantor penasihat Gedung Putih melakukan review dan "sampai pada kesimpulan tidak ada indikasi bahwa anggota tim Gedung Putih terlibat dalam perlakuan dan perilaku yang tidak semestinya."
Menanggapi laporan itu, juru bicara Gedung Putih, Eric Schultz, menyatakan, staf Gedung Putih yang ditugaskan ke Kolombia telah dinyatakan "bersih" dari dugaan menggunakan jasa prostitusi. "Seperti yang telah kami katakan selama berbulan-bulan, penyelidikan di Gedung Putih menyimpulkan bahwa tidak ada anggota tim pendahulu Gedung Putih, baik staf atau sukarelawan, yang terlibat dalam perilaku yang tidak pantas selama perjalanan presiden ke Kolombia," kata Schultz.
FOX NEWS | TRIP B