TEMPO.CO, Benghazi - Video yang menunjukkan serangan di Kedutaan Amerika Serikat di Benghazi beredar. Dalam rekaman ini, beberapa orang Libya mencoba menyelamatkan Duta Besar Chris Stevens, di tengah sorak "Allahu Akbar" dan bergegas membawanya ke rumah sakit. Menurut saksi mata, Stevens saat itu masih bernyawa.
Pengambil gambar, seperti dilaporkan The Associated Press, mengaku tak tahu siapa pria yang dilarikan ke rumah sakit itu. Ia hanya menyatakan "pria asing itu tampaknya tak bernyawa".
Serangan oleh pemrotes dan orang-orang bersenjata berat di konsulat AS di Benghazi menewaskan empat diplomat AS, termasuk Stevens, yang meninggal akibat menghirup asap. Para pejabat AS masih berusaha untuk mengumpulkan bagaimana diplomat papan atas AS ini luput dari evakuasi oleh para stafnya.
Tubuh ditemukan di dalam sebuah ruangan gelap dengan pintu terkunci dan hanya dapat diakses dari jendela. Sekelompok laki-laki menariknya keluar dan menyadari bahwa ia adalah seorang asing dan masih hidup.
Video yang diambil oleh al-Bakoush dan diposting di YouTube menunjukkan Stevens dibawa keluar dari ruangan melalui jendela. "Bawa dia keluar, man," teriak seseorang. "Minggir, beri kami jalan!"
Saat itu dia masih bernapas dan kelopak matanya berkedip-kedip. "Dia masih hidup," kata Fahd al-Bakoush, pria yang merekamnya. "Tidak diragukan lagi. Wajahnya menghitam dan ia seperti orang lumpuh."
Adegan berikutnya menunjukkan Stevens berbaring di lantai keramik, dengan satu orang menyentuh lehernya untuk memeriksa denyut nadinya. Al-Bakoush mengatakan bahwa setelah adegan itu, mereka menempatkan Stevens dalam mobil pribadi dan buru-buru membawanya ke rumah sakit.
Warga Libya yang menemukannya merasa frustrasi karena tidak ada ambulans dan tidak ada pertolongan pertama yang dilakukan. Ia tampak bersandar di bahu seorang pria saat dibawa ke mobil.
"Tidak ada satu pun ambulans untuk membawanya. Mungkin dia ditangani dengan cara yang salah," kata al-Bakoush. "Mereka membawanya ke mobil pribadi."
Saat ini baik AS dan pejabat Libya masih mengidentifikasi siapa yang berada di balik serangan itu. Masih belum jelas apakah serangan ini telah direncanakan sebelumnya atau dipicu oleh sebuah film anti-Islam yang dibuat di Amerika Serikat yang, beberapa jam sebelum serangan Benghazi, telah memicu protes di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kairo.
Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice mengatakan tampaknya serangan itu dilakukan spontan dan tidak terencana. Ia menyatakan ekstremis dengan senjata berat "membajak" protes dan mengubahnya menjadi serangan bersenjata. Dia mencatat Libya saat ini dibanjiri dengan senjata.
Sebuah memo CIA yang dikirim ke anggota parlemen AS akhir pekan ini, dan diperoleh oleh The Associated Press, mengatakan intelijen saat ini masih menganggap demonstrasi di Benghazi dilakukan secara spontan "terinspirasi oleh protes di Kedutaan Besar AS di Kairo" dan "berkembang menjadi serangan langsung pada diplomatik setelah ekstremis bergabung".
AP | TRIP B