TEMPO.CO, Tripoli - Otoritas Libya menahan empat tersangka penyerangan konsulat Amerika Serikat di Benghazi, Libya Timur, Selasa malam waktu setempat, 11 September 2012. Namun nama para tersangka tak diungkapkan. Mereka diduga menghasut penyerangan konsulat.
Akibat penyerangan tersebut, Duta Besar Amerika Serikat, Chris Stevens, dan tiga anggota staf kedutaan tewas. Empat warga AS lainnya juga tewas dalam insiden itu. Dua di antaranya merupakan bekas anggota pasukan khusus Navy SEAL, Tyrone Woods dan Glen Doherty.
Seorang sumber mengatakan kepada Fox New, Kamis, 13 September 2012, bahwa salah seorang koban tewas dalam serangan di Benghazi adalah Wood, 41 tahun. Sedangkan keluarga Doherty mengakui Doherty adalah bekas anggota SEAL yang tewas di konsulat AS itu.
Doherty merupakan korban tewas paling akhir yang berhasil diidentifikasi. Semula pemerintah AS hanya mengonfirmasi soal kematian Duta Besar Christopher Stevens dan Staf Penerangan Kementerian Luar Negeri Sean Smith. Sedangkan nama empat warga AS lainnya tak disebutkan.
Pada kesempatan terpisah, Wakil Menteri Dalam Negeri Libya, Wani al-Sharef, mengatakan empat pria talah ditahan dan kami sedang mengintrogasinya. "Mereka diduga turut menghasut penyerangan ke konsulat AS," ujarnya kepada Reuters.
Laporan kematian Doherty pertama kali diungkap The Boston Globe. Istrinya bercerita kepada Globe bahwa pria malang berusia 42 tahun itu bekerja untuk perusahaan swasta yang menyediakan jasa keamanan.
Mendiang adalah seorang bekas instruktur ski di Utah. Doherty dilaporkan dilatih sebagai seorang sniper dan petugas kesehatan setelah bergabung dengan Navy SEAL. Dia berdinas di lingkungan angkatan laut AS selama tujuh tahun sebelum meninggalkan pekerjaan itu dan bekerja di perusahaan keamanan swasta.
Sharef mengatakan penyerbuan ke konsulat AS di Benghazi diorganisir oleh dua kelompok militan bersenjata berat. Menurut dia, serangan diduga dikaitkan dengan peringatan serangan 11 September 2001 dan protes umat Islam terhadap film yang dianggap menghina Nabi Muhammad.
NEW YORK POST | CHOIRUL