TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah massa menyerang Kedutaan besar Amerika Serikat di Libya dan menewaskan Chris Stevens, Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, pada Selasa lalu. Mereka memprotes beredarnya cuplikan film berjudul Innocence of Muslim garapan warga Amerika Serikat, Sam Bacile, yang dianggap melukai kaum muslim.
Film itu diluncurkan lewat Internet dan juga diunggah ke situs video terbesar saat ini milik Google, Youtube. Atas kejadian yang menewaskan Chris dan tiga warga Amerika lainnya, Google bergeming.
"Video ini akan tetap berada di Youtube," ujar juru bicara Google kepada Reuters. Namun Google akan memblok video tersebut dari sejumlah negara yang dianggapnya radikal, seperti Libya dan Mesir. Keputusan ini diambil sesuai garis panduan yang telah ditetapkan untuk situs Youtube.
Google juga mengatakan turut berdukacita atas kejadian di Libya itu. "Simpati kami besama keluarga yang ditinggalkan," ujar mereka.
Empat diplomat Amerika tewas setelah kantor mereka diserang oleh warga yang marah akibat penayangan video tersebut. (Baca: Dubes AS untuk Libya dan Tiga Stafnya Tewas).
Beberapa saksi mata melihat para demonstran membawa roket panggul dan granat saat berunjuk rasa di kedutaan besar yang terletak di Benghazi tersebut. Massa kemudian menyerang, membakar, dan menjarah kantor tersebut.
Video yang diunggah ke Youtube itu sebenarnya hanya trailer untuk film The Innocence of Muslim yang berdurasi sekitar dua jam. Yang membikin marah, film itu menggambarkan Nabi Muhammad sebagai seorang penipu dan perayu.
Kemarin, Direktur Jenderal Teknologi Informasi Kementerian Komunikasi Afganistan Aimal Marjan meminta video tersebut dihapus. "Kami akan memblok Youtube untuk masyarakat Afganistan hingga video tersebut dihapus," ujarnya.
REUTERS | M. ANDI PERDANA
Berita Terpopuler
Tewas Gara-gara Perbesar Penis dengan Silikon
Warga Catalan Tuntut Kemerdekaan
5 WNI Tewas Di Tembak Polisi Malaysia
Dalam 7 Bulan, 3 Kasus Penembakan WNI di Malaysia
Wartawan Kamboja Dibunuh