TEMPO.CO, Tokyo - Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda mengatakan pemerintahnya sedang dalam negosiasi akhir untuk membeli pulau-pulau di Senkaku dan menjadikannya di bawah kepemilikan publik. Pulau-pulau itu secara pribadi dimiliki oleh keluarga Jepang.
Kepulauan Senkaku berada Laut Cina Timur. Kepulauan itu diperebutkan dua negara, Cina dan Jepang. Noda menekankan, klaim negaranya berdaulat atas pulau-pulau itu. Sebaliknya, Cina menyebutkan gugus kepulauan yang dinamai Diaoyu itu miliknya.
Sebuah inisiatif publik dimulai pada bulan April oleh Gubernur Tokyo Shintaro Ishihara untuk mengumpulkan uang demi membeli pulau-pulau itu. Langkah ini memicu siklus baru ketegangan antara Jepang dan Cina.
Laporan di media berita Jepang pekan ini menyebutkan pemerintah Jepang telah menyetujui kesepakatan 2,05 miliar yen (setara US$ 26,1 juta) untuk membeli pulau-pulau itu dari pemiliknya. Namun, dalam sebuah wawancara dengan CNN pada hari Jumat, Noda menolak untuk menyebutkan uang yang dibayar untuk pulau-pulau itu, yang juga diklaim oleh Taiwan, karena sensitivitas masalah ini.
Namun, dia mengatakan, pembicaraan mengenai pembelian pulau itu berada pada "tahap akhir". "Kepulauan Senkaku adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah Jepang, baik secara historis maupun di bawah hukum internasional," katanya.
Beijing dikabarkan meradang dengan pernyataan Noda. "Saya ingin menekankan lagi bahwa setiap tindakan sepihak yang diambil oleh Jepang mengenai Kepulauan Diaoyu adalah ilegal dan tidak sah," kata Hong Lei, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina. "Kami terus memantau perkembangan dan akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan teritorial kami."
CNN | TRIP B