TEMPO.CO, Teheran -- Seorang pejabat intelijen Amerika Serikat mengatakan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad telah menyetujui pengiriman pasukan elite Garda Revolusi dan pasukan pengawalan Presiden Quds untuk menjaga kelangsungan hidup Presiden Suriah Bashar Al-Assad. Pasukan Garda Revolusi sudah terkenal memiliki pengalaman dalam perang dan penyelamatan.
Tak hanya itu, Iran juga mengirimkan ratusan ton peralatan militer, termasuk senjata, roket, dan bom ke Suriah. Pasukan Garda Revolusi diterbangkan ke Damaskus menggunakan pesawat carteran Iran yang mendapat izin terbang melalui wilayah udara Irak. Peralatan militer Iran dikatakan telah dikirim ke Suriah dengan rute yang sama.
Intelijen yakin bahwa dukungan Iran yang meningkat menjadi modal rezim Assad untuk terus menyerang oposisi. Bahkan Assad mampu menyudutkan pasukan anti-pemerintah di beberapa wilayah, terutama Damaskus dan Aleppo.
Adalah Qassem Suleimani, kepala pasukan Quds, yang mengusulkan pengiriman pasukan ke Suriah. Keputusan ini diambil setelah Menteri Pertahanan Suriah dan kakak ipar Assad tewas dalam serangan bom bunuh diri di markas Kementerian Pertahanan pada Juli lalu. "Iran mulai khawatir dengan sekutu mereka sehingga perlu terlibat langsung," kata pejabat intelijen Amerika itu.
Langkah sigap Iran ini ditengarai untuk mengamankan posisi strategis dalam menjaga sekutu mereka, salah satunya pasukan Hizbullah. Di bawah rezim Assad, Damaskus telah memungkinkan Iran mengirim pasukan reguler, senjata, dan peralatan ke Libanon Selatan. Persenjataan itu menyokong Hizbullah untuk mempertahankan sikap agresif terhadap Israel.
Para ulama Iran takut perubahan rezim di Suriah akan memotong jalur suplai. Para pejabat intelijen yakin, banyak dari komandan Iran yang dikirim ke Suriah sebelumnya telah membantu Hizbullah.
TELEGRAPH | AL ARABIYA | EKO ARI