TEMPO.CO, Dili - Sambil tersenyum, Hillary Clinton menunjukkan teks pidato tertulis suaminya, Bill Clinton, dalam Konvensi Partai Demokrat yang mencalonkan kembali Barack Obama sebagai Presiden AS, Kamis, 6 September 2012. Ia tengah berada di Timor Leste saat suaminya berpidato. Hillary adalah Menteri Luar Negeri AS pertama yang berkunjung ke sana.
Hillary tiba di ibu kota Timor Leste, Dili, pada Kamis pagi untuk pertemuan dengan Presiden Taur Matan Ruak dan Perdana Menteri Kay Rala Xanana Gusmao. Jadwalnya tidak memungkinkan baginya untuk menonton siaran langsung pidato suaminya di Charlotte, North Carolina, pada Rabu malam.
Saat ia melakukan tur ke sebuah koperasi kopi di Dili, seorang manajer proyek mengatakan bahwa suaminya tengah "melakukan pekerjaan besar hari ini."
"Ya, benar," kata Hillary menimpali. "Dia mungkin melakukannya saat kita bicara."
Pada wartawan CNN, seorang pejabat Kedutaan AS yang menyertai kunjungannya menyatakan sudah menyiapkan rekaman pidato itu di komputer. "Dia (Hillary) akan menonton siaran ulangnya," katanya.
Timor Leste merayakan ulang tahun ke-10 sebagai negara merdeka pada Mei 2012 lalu. Namun, negara ini masih menderita akibat kekerasan politik dan menghadapi tantangan ekonomi yang berat untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang tinggi.
Negara ini menempati urutan ke-147 dari 187 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia yang baru dirilis PBB. Tingkat harapan hidup, pendidikan, dan pendapatan negara ini masih rendah. Hillary diperkirakan akan mengumumkan dana untuk beasiswa bagi siswa dari Timor Leste untuk belajar di Amerika Serikat, kata seorang pejabat senior Deplu AS.
Hillary Clinton mengunjungi negara itu setelah sebelumnya mengadakan pembicaraan dengan pejabat Cina di Beijing. Kunjungan ke Negara Tirai Bambu itu disebut-sebut "kurang berhasil".
Setelah menerima sambutan bermusuhan dalam editorial dan artikel di media berita Cina ketika ia tiba pada Selasa, 4 September 2012, Hillary juga harus mengalami pembatalan mendadak rencana pertemuan dirinya dengan Wakil Presiden Xi Jinping yang diperkirakan akan menjadi Presiden Cina berikutnya. Beijing mengatakan keputusan itu dilakukan dengan alasan pertemuan itu tidak dijadwalkan sebelumnya.
CNN | TRIP B
Berita Terpopuler:
Utang Bakrie Rp 21,4 triliun dan US$ 5,7 miliar
Gaet Ronaldo, Langkahi Dulu Mayat Fergie
Karena Pidato, Michelle Obama Jadi Trending Topic
Raja Kembar Paku Alam Memusingkan DPRD Yogyakarta
Hormati Ferguson, Ronaldo Ogah ke City
Dari Solo, Jokowi Sapa Warga Jakarta dengan Skype
Lumia 920, Isi Ulang Tanpa Kabel
Tersangka Teror Solo Minta Maaf
Rustriningsih Segera Tantang Bibit di Pilgub
Pengunjung Pameran Telan Berlian 1,5 Karat