Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Pengrajin Senegal Melawan Serbuan Produk Cina

Editor

S Tri P Bud

image-gnews
Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu di Usaha kecil Menengah rumahan NAS Collection di jalan Setia Budi, Jakarta Selatan, Kamis (17/5). Usaha sepatu ini sudah berjalan selama 12 tahun dengan produk telah diekspor ke berbagai negara seperti Belanda, Malaysia, Cina dan negara lainya. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu di Usaha kecil Menengah rumahan NAS Collection di jalan Setia Budi, Jakarta Selatan, Kamis (17/5). Usaha sepatu ini sudah berjalan selama 12 tahun dengan produk telah diekspor ke berbagai negara seperti Belanda, Malaysia, Cina dan negara lainya. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Dakar - Dari generasi ke generasi, para tukang sepatu di Desa Ngaye Mekhe, Senegal, mengembangkan tradisi membuat sandal berujung runcing. Sepatu ini tak hanya disukai oleh raja-raja lokal. Sekarang sandal ini malah dianggap sebagai pelengkap wajib penampilan pria Senegal.

Namun, hanya butuh beberapa bulan saja bagi Cina untuk menyalin dan memproduksi secara massal desain lokal ini. Mereka membuat versi khas Cina, yakni dari bahan sintetis,  bukan kulit asli, dan menjualnya seperempat dari harga normal.

Sejauh ini, pemerintah Senegal tidak mengatur impor sandal buatan Cina yang jelas-jelas dijiplak dari pengrajin lokal. Namun, para pengrajin ini melakukan "kebijakan" sendiri. Mereka menolak untuk menjual sandal mereka kepada turis Cina.

"Jika saya melihat orang Cina, saya mengangkat tangan seperti ini," kata Mactar Gueye membuka kedua telapak tangan di dadanya tanda penolakan. "Bukan karena saya takut pada mereka. Saya hanya tidak akan menjual kepada mereka apa pun dagangan saya."

Dua bersaudara Mactar dan Moussa Gueye, yang kakek mereka membuat sandal untuk dikenakan oleh raja-raja dari Kerajaan Cayor, mengatakan pertemuan pertama mereka dengan saudagar Cina terjadi ibu kota Senegal, Dakar, pada tahun 1998. Seorang pedagang Cina mendekati mereka dan berdiri mengagumi sepatu mereka. Si pedagang kembali beberapa kali untuk melihat, meskipun tidak pernah membeli sesuatu, kata Mactar Gueye.

Tidak lama kemudian, sekelompok pembeli Cina bepergian ke Ngaye Mekhe. Kota dengan populasi 25.000 jiwa itu sering disebut "ibu kota sepatu" Senegal.

"Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka tertarik untuk membeli produk kami. Mereka berbohong. Pada akhir tahun, pasar dibanjiri dengan desain saya. Tapi produk itu hanya dibuat dalam plastik dan dilabel made in Cina," ujar pria 46 tahun ini.

Jika sandal yang dibuat di Kota Senegal dijual tidak kurang dari US$ 20, replika Cina dijual seharga US$ 4. 

"Pemerintah seharusnya melindungi kami," kata anak tertua dari tiga bersaudara, Moussa Gueye. "Tiruan desain kami masuk melalui pelabuhan, kan? Jadi, kenapa pihak berwenang tak bertindak?"

Hubungan Cina-Senegal di bidang perdangan memang terjalin erat. Perdagangan antara kedua belah pihak mencapai rekor US$ 166 miliar tahun lalu, meningkat tiga kali lipat sejak 2006. Sedangkan investasi langsung adalah US$ 14,7 miliar, demikian Menteri Perdagangan Cina, Chen Deming, mengatakan pada awal bulan ini. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di hampir setiap negara di Benua Afrika, Cina menjadi pemenang tender proyek-proyek besar, mulai dari Istana Presiden di Guinea, bendungan pembangkit listrik tenaga air senilai US$ 100 juta di Gabon, hingga peningkatan kualitas jalan 220 kilometer di Kongo.

Namun, investasi biasanya datang dengan pamrih. Mereka juga mengincar akses ke kekayaan mineral yang luas di Afrika serta pasarnya. Yang paling remeh, ya, seperti yang dilakukan terhadap desain sepatu lokal. Cina juga menyontek desain batik khas Afrika Barat yang telah disalin dan dijual kembali dengan harga murah.

Dalam pidato soal hubungan dengan Afrika awal bulan ini, Wakil Menteri Luar Negeri Cina, Zhai Jun, menyerang balik kritik soal pengaruh Cina di Afrika dan membantah bahwa Cina sedang mempraktekkan bentuk baru kolonialisme. Ia menyatakan dukungan ekonomi Cina memberikan negara-negara Afrika pilihan agar tak selalu di bawah tatanan dunia Barat.

Namun, pada prakteknya, banyak mata pencaharian warga yang terampas. Industri tekstil mulai mati karena tenun lokal pun kini diproduksi di Cina dengan desain mirip dan harga lebih murah. Pakar Afrika, Peter Pham, mengatakan di Nigeria Utara, seperempat juta pekerjaan telah hilang dalam industri tekstil.

"Tentu produk ini lebih murah dan membuatnya terjangkau bagi lebih banyak orang, tapi pada saat yang sama, telah menghancurkan budaya sektor manufaktur di Afrika," kata Pham,  Direktur Africa Center di Dewan Atlantik. "Mereka tidak bisa mengalahkan harga tiruan Cina."

Kembali di Ngaye Mekhe, bengkel dua bersaudara Gueye masih beroperasi dengan kecepatan penuh meskipun serangan sandal palsu muncul bertubi-tubi. Sepatu produksinya menang nama karena dipakai mulai dari Presiden Senegal hingga selebriti negeri itu.

Namun, sekitar 1.500 pembuat sepatu lain tak yakin anak-anak mereka akan mewarisi bisnis ini, seperti halnya mereka mewarisinya dari orang tua mereka. Sepatu plastik runcing asal Cina berharga murah mencuri tempat mereka di rak-rak toko sepatu di seluruh negeri.

AP | TRIP B

Berita terpopuler lainnya:
Ronaldo Bakal Hengkang dari Real Madrid

Skandal Kecelakaan Ferrari Guncang Cina

Membaca Utuh Kuliah Twitter Advokat Korup

Ronaldo Girang Ditengok Sang Junior

Sisa 16 Hari Lagi, Foke-Nara Gerilya Atas-Bawah

Ditanya Soal F-16, Hillary Malah Bicara Papua

Dua Juta Avatar Mendiang Munir di Twitter

Suzuki SX4 2013 Dibanderol Mulai Rp 181 juta

Miranda Goeltom Yakin Bebas

Polisi Usir Pendukung John Kei di PN Jakarta Pusat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cina Blokir Whatsapp Menjelang Kongres Akbar Partai Komunis

27 September 2017

Presiden China Xi Jinping saat pidato terkait kesepakatan kerja sama untuk memajukan energi terbarukan dan teknologi bersih selama jamuan makan malam di Seattle, Washington 22 September 2015. Ia juga dijadwalkan bertemu dengan Barack Obama. AP Photo/Ted S
Cina Blokir Whatsapp Menjelang Kongres Akbar Partai Komunis

Cina telah memblokir aplikasi pesan WhatsApp?untuk memperketat keamanan menjelang kongres akbar Partai Komunis ke 19 pada awal Oktober mendatang


Ajaib, Wanita Cina Melahirkan Sambil Belanja di Pasar  

6 September 2017

Seorangw anita melahirkan di tengah jalan. shanghaiist.com
Ajaib, Wanita Cina Melahirkan Sambil Belanja di Pasar  

Sebuah rekaman mengejutkan yang menunjukkan bagaimana seorang wanita di Cina melahirkan bayi di jalanan sambil berdiri saat tengah berbelanja.


Ingin Jadi Tentara di Cina? Hentikan Hobi Masturbasi

25 Agustus 2017

Pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) berbaris dalam formasi parade militer untuk memperingati ulang tahun ke 90 berdirinya PLA di Basis pelatihan Zhurihe di Wilayah Otonomi Mongolia, Cina, 30 Juli 2017. AP
Ingin Jadi Tentara di Cina? Hentikan Hobi Masturbasi

Kementerian Pertahanan Cina menyebut hobi masturbasi membuat vena testis membesar


Cari Pengawal Pribadi di Cina Kini Semudah Cari Taksi Online

24 Agustus 2017

Ilustrasi Jinyiwei. shanghaiist.com
Cari Pengawal Pribadi di Cina Kini Semudah Cari Taksi Online

Aplikasi Jinyiwei memudahkan warga Cina memesan pengawal pribadi semudah memanggil taksi online


Kisah Haru Balita Temani Ibunya Jadi Sopir Taksi Malam di Cina

10 Agustus 2017

Seorang ibu di China bekerja sebagai pengemudi taxi malam selama hampir tiga tahun. scmp.com
Kisah Haru Balita Temani Ibunya Jadi Sopir Taksi Malam di Cina

Li Shaoyun, sopir taksi malam, jadi sorotan netizen di Cina karena membawa anak balitanya saat bekerja dari senja hingga subuh sejak tiga tahun lalu.


Belajar Sihir, Pejabat Partai Komunis Cina Dipecat  

5 Agustus 2017

Seseorang memegang bendera berwajah Mao Zedong mantan pemimpin Partai Komunis, saat orang-orang berkumpul di alun-alun untuk merayakan ulang tahun kelahirannya yang ke-121 di Shaoshan, Hunan, Cina, 25 Desember 2014. REUTERS/Darwin Zhou
Belajar Sihir, Pejabat Partai Komunis Cina Dipecat  

Dua pejabat Partai Komunis Cina dipecat setelah kedapatan berlatih sihir untuk menaikkan pangkat.


Latihan Perang Besar-besaran, Cina Tutup Laut Kuning  

5 Agustus 2017

Situs militer terkenal IHS Janes, edisi 16 Januari 2016, menulis bahwa Cina mengumumkan kapal induknya Liaoning siap operasi tempur. Kapten Senior Li Dongyou, seperti dikutip oleh surat kabar Global Times, menyebutkan bahwa sebagai kekuatan militer, kami selalu siap dan kapasitas kami juga perlu diuji dalam perang. janes.com
Latihan Perang Besar-besaran, Cina Tutup Laut Kuning  

Latihan perang Cina di dekat pantai Korea Utara diduga pesan untuk Amerika Serikat bahwa Pyongyang di bawah lindungan Beijing.


Gagal Capai Target, Staf Penjualan Dipaksa Minum dari Toilet

4 Agustus 2017

Ilustrasi toilet umum. shutterstock.com
Gagal Capai Target, Staf Penjualan Dipaksa Minum dari Toilet

Perekam video yang viral di internet itu sempat ditahan polisi Cina selama empat hari


Hindari Utang Rp 49,4 Miliar, Perempuan Cina Sengaja Ubah Wajah  

29 Juli 2017

Ilustrasi operasi plastik. Shutterstock
Hindari Utang Rp 49,4 Miliar, Perempuan Cina Sengaja Ubah Wajah  

Zhu Najuan, 59 tahun, mengubah wajahnya hingga terlihat 20 tahun lebih muda untuk menghindari kejaran polisi.


Heboh Panda Disiksa, Netizen Cina Geram

29 Juli 2017

Seekor bayi panda meraih kamera yang terpasang di batang pohon di Pusat Penangkaran Panda di Chengdu, provinsi Sichuan, Cina, 22 Januari 2017. REUTERS/Jason Lee
Heboh Panda Disiksa, Netizen Cina Geram

Dalam video yang beredar viral, anggota staf penelitian di Chengdu, Cina terlihat menyeret dan melempar bayi panda