TEMPO.CO, Yerusalem - Perusahaan kosmetika ternama Israel dituding melakukan penjarahan sumber daya alam dari Laut Mati yang terletak di wilayah Palestina yang mereka duduki. Karena itu, produk bernama dagang Ahava ini dianggap sebagai produk yang cacat dari sisi etika.
Menurut organisasi hak asasi manusia Palestina, al-Haq, "Apropriasi dan eksploitasi tanah Palestina beserta sumber daya alam di wilayah Laut Mati yang diduduki oleh pemukim Israel dan perusahaan itu memenuhi persyaratan kejahatan penjarahan."
Dalam laporannya, Pillage of the Dead Sea, lembaga ini mengatakan pembatasan Israel "telah sangat menghambat kemampuan Palestina untuk menggunakan serta mengakses tanah dan sumber daya alam lainnya di wilayah tersebut."
Sebaliknya, kehadiran pemukim yang langsung memanfaatkan dan mendapat keuntungan dari kekayaan Laut Mati telah sangat memperburuk situasi ini. Para pemukim juga berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan yang parah.
Hampir dua pertiga dari pantai barat Laut Mati terletak di dalam wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel sejak 1967. Daerah yang tersisa dan pantai timur masuk wilayah Yordania.
Pada titik terendah di Bumi, 410 meter di bawah permukaan laut, laut ini adalah magnet bagi wisatawan. Mereka bisa mengapung di laut karena kadar garamnya yang tinggi. Di lain pihak, industri mengekstrak mineralnya menjadi beragam produk suplemen kesehatan dan kosmetika.
Ahava Dead Sea Laboratories, yang memasarkan produk kecantikan berbahan dasar mineral dan lumpur Laut Mati, bermarkas di permukiman Israel Mitzpe Shalem di Tepi Barat. Mereka mendapatkan lisensi oleh pemerintah Israel untuk menambang bahan baku di Laut Mati.
Dalam dua dekade peluncurannya pada tahun 1988, penjualan tahunan Ahava mencapai hampir US$ 150 juta. Perusahaan telah menjadi target kampanye boikot oleh para aktivis anti-permukiman. Aksi ini memberikan kontribusi terhadap keputusan untuk menutup toko di Covent Garden, London, tahun lalu.
GUARDIAN | TRIP B
Berita Terpopuler:
Bandung, Kantong Syiah Terbesar di Indonesia
Kang Jalal pun Diancam Mati
Bagaimana Kronologi Syiah Masuk Sampang?
Rusuh Sampang, Siapa Roisul Hukama?
Indonesia Pemilik Pertama Super Tucano di ASEAN
Kisah Kang Jalal Soal Syiah di Indonesia(Bagian 2)
Berapa Populasi Syiah di Indonesia
Kang Jalal: Konflik Sampang Bukan Soal Keluarga
Cerita Jalaluddin Rakhmat Soal Syiah Indonesia (Bagian I)
Terus Diancam, Syiah, Madura, Tak akan Diam Terus