TEMPO.CO, Hong Kong-Menolak pelajaran patriotisme Cina diajarkan di kelas, tiga anak sekolah di Hong Kong melakukan protes dengan melakukan mogok makan sejak Selasa lalu. Pemerintah Cina mewajibkan setiap sekolah di Hong Kong mengajarkan mata pelajaran patriotisme mulai tahun ini.
“Kami di sini mogok makan karena pemerintah tidak mendengarkan suara rakyat” kata Joshua Wong, 15 tahun, pemimpin aksi mogok makan yang menamai gerakannya itu “Scholarism.”
Para pelajar juga mendirikan kamp sementara di luar gedung markas pemerintah di pelabuhan. Tiga teman sekolah Wong mengadakan aksi mogok makannya di kamp itu. Pemimpin kota Hong Kong, Leung Chung-ying, yang mengunjungi kamp mendapat protes dari para pelajar .
Ribuan orang diperkirakan akan mengadakan aksi demo berjalan kaki di luar gedung pemerintah hari ini sebagai usaha akhir mereka untuk mendesak pemerintah menarik pelajaran patriotism itu sebelum tahun ajaran baru dimulai pada Senin depan.
Pada bulan lalu, hingga 90 ribu orang meliputi orang tua, guru, dan pelajara melakukan aksi berjalan kaki menentang mata pelajaran itu diajarkan di sekolah-sekolah . Pengelola sekolah, orang tua, guru, dan pelajar menyakini mata pelajaran patriotism itu sebagai upaya propaganda dan cuci otak anak-anak di Hong Kong, kota semi-otonomi Cina.
Sedangkan dari pihak pemerintah Cina, sekolah diminta untuk mulai memperkenalkan mata pelajaran itu mulai Senin depan dan akan menjadi mata pelajaran wajib pada tahun 2016. Namun media melaporkan sebagian besar sekolah menolak memperkenalkan mata pelajaran itu tahun ini.
Pemerintah Cina membantah anggapan dengan mengatakan mata pelajaran “pendidikan nasional” penting untuk menanamkan rasa nasionalisme dan identitas di sela-sela meningkatnya sentimen anti Beijing di kota berpenduduk tujuh juta jiwa itu.
“Kami tidak memaksa melalui memperkenalkan pendidikan nasional dan tidak benar bahwa ini sebagai cuci otak,” kata Leung.
Hong Kong merupakan kota bekas koloni Inggris yang diserahkan kembali ke Cina pada tahun 1997 dan mendapat status sebagai kota semi-otonomi dengan memiliki peraturan sendiri dan mata uang sendiri. Kemerdekaan warga negara diakui dan dijamin di sini.
CHANNEL NEWS ASIA I MARIA RITA