TEMPO.CO, Seoul-Setelah mendapat izin dari pemerintah, sejumlah aktivis asal Korea Selatan kemarin menyeberang ke Korea Utara untuk membahas pemberian bantuan kepada rakyat Korea Utara korban banjir bandang baru-baru ini.
Dalam kunjungan satu hari itu, para aktivis Korea Selatan yang tergabung dalam Dewan Kerjasama LSM Korea (KNCC) bertemu dengan sejumlah aktivis Korea Utara yang tergabung dalam Dewan Rekonsiliasi Nasional Utara di kota Kaesong. Keduanya membahas tentang pemberian bantuan kemanusiaan kepada rakyat Korea Utara korban banjir bandang.
"Kami akan mendiskusikan dengan rekan kami warga Korea Utara apa yang mereka butuhkan, seperti makanan dan obatan," kata Lee Yun-sang dari KNCC.
Banjir yang menerjang Korea Utara pada Juni dan Juli lalu telah membunuh sekitar 169 orang dan sekitar 400 orang hilang. Lebih dari 212 ribu orang kehilangan rumah mereka.
Dijadwalkan bantuan kemanusiaan berupa makanan dan bantuan lainnya akan dikirimkan awal pekan depan. "Saya pikir bantuan pangan dikirim ke Utara secepat mungkin jika pemerintah (Seoul) kooperatif," kata Lee Yun-sang sekembalinya dari kunjungan itu.
Ia menjelaskan, banjir bandang mengakibatkan seluruh wilayah Utara dan Selatan provinsi Hwanghae luluh lantak.
Bantuan itu rencananya akan dikirim melalui kapal laut. Untuk itu, butuh izin dari kedua pemerintahan. Masalah lainnya, Kementerian Unifikasi Korea Selatan membuat aturan yang mewajibkan penjelasan jenis-jenis benda atau produk yang akan dikapalkan ke Korea Utara.
Kementerian Unifikasi mengisyaratkan kemungkinan pemerintah memberikan bantuan ke Utara untuk pemulihan, Jumat 24 Agustus 2012. Menteri Unifikasi Yu Woo-ik bahkan dalam pertemuan di parlemen menyatakan Seoul akan menyediakan bantuan kepada Utara jika situasinya mensyaratkan hal itu.
"Kami telah mencermati bencana banjir Korea Utara dengan pandangan bahwa kami dapat menyarankan bantuan bahkan tanpa perlu ada permintaan dari Korea dalam hal situasinya genting," kata Yu Woo-ik.
Pada musim panas lalu, Pyongyang memang telah mengajukan permohonan bantuan dari Seoul untuk mengapalkan beras dan semen. Namun Seoul menolaknya karena takut disalahgunakan. Seoul bersedia memberikan bantuan berupa makanan nonberas dan produk lainnya.
Jika bantuan kemanusiaan yang digagas aktivis dan pemerintah akhirnya terwujud maka menurut sejumlah media , peristiwa ini sebagai isyarat mencairnya ketegangan hubungan kedua Korea selama lebih dari setengah abad lamanya.
CHANNEL NEWS ASIA I KOREA TIMES I YONHAP I MARIA RITA
Berita lain:
Pria Ini Gigit Balik Ular Kobra Hingga Mati
Tentara Pemberontak di Pinggir Damaskus Terkepung
Diganjar Penjara, Lempar Istri dengan Telur
''Perang'' Obama-Romney Merambah Sektor Energi
Dialog Kebakaran TVOne Digerudug Massa
Pangeran William Tak Kaget dengan Foto Bugil Harry
Hubungan Intim Mulai Membosankan? Cobalah Tips Ini