TEMPO.CO, Dili-- Selama dua bulan penggalian kuburan massal di halaman kantor Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, sudah 200 jasad manusia ditemukan. Penggalian masih berlangsung karena diperkirakan masih ada jasad manusia yang terkubur di sana.
Hanya, identifikasi terhadap jasad-jasad itu melalui uji DNA belum dilakukan. Sedangkan tim ahli antropologi asal Australia yang akan mengidentifikasi jasad-jasad itu sudah tiba di Dili pekan lalu. "Kami masih menunggu keputusan pemerintah soal pembentukan tim forensik," kata komandan polisi investigasi kriminal Timor Leste, Calistro Gonzaga, di tempat kerjanya Jumat 24 Agustus 2012.
Baca Juga:
Sejumlah ahli identifikasi jasad dari beberapa negara, seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura, juga telah menghubungi Gonzaga melalui kedutaan mereka di Dili. Para ahli ini menyatakan kesediaannya untuk membantu tes DNA terhadap jasad-jasad itu. “Kami sudah sampaikan hal ini kepada pemerintah untuk dapat melakukan kerja bilateral agar negara yang telah menyampaikan keinginannya dapat diundang,” ujar Gonzaga.
Pemerintah Timor Leste berencana membentuk tim forensik internasional untuk mengidentifikasi jasad-jasad tersebut. Sambil menunggu identifikasi, jasad-jasad itu ditempatkan di kamar mayat rumah sakit nasional di Dili.
Menurut Gonzaga, tes DNA memerlukan waktu yang lama karena ada ratusan jasad, dan ada kemungkinan jumlahnya bertambah lagi. Penggalian yang masih berlangsung ada kemungkinan sampai pada pembongkaran monumen buatan pemerintah Portugis.
Jasad manusia pertama kali ditemukan pada Juni lalu di lokasi kantor pemerintah Xanana Gusmao. Penggalian kuburan ini dilakukan oleh petugas dari perusahaan konstruksi Bantuan Tenaga Kerja.
Di tempat terpisah, partai oposisi terkuat di parlemen mengkritik pemerintahan Xanana Gusmao, yang meminta tambahan anggaran sebesar US$ 50 juta untuk mendanai anggota pemerintahan baru.
Anggaran tambahan itu akan diambilkan dari sisa anggaran Kementerian Infrastruktur yang tidak sempat dialokasikan.
Anggota parlemen nasional dari Fraksi Partai Fretilin, Estanislau da Silva, mengatakan bahwa kebijakan pemerintah menggunakan anggaran Kementerian Infrastruktur merupakan kesalahan fatal manajemen. Menurut dia, sisa anggaran harus dialokasikan kembali ke kementerian itu, bukan malah dialokasikan ke item lain.
Tahun anggaran 2012 pada pemerintahan Aliansi Mayoritas Parlemen (AMP) pimpinan Xanana Gusmao disahkan pada Desember 2011 dengan dana US$ 1,7 miliar. Mandat AMP selesai pada bulan ini, dan dilanjutkan oleh pemerintah koalisi baru untuk periode 2012-2017.
JOSE SARITO AMARAL (DILI)
Berita lain:
Pria Ini Gigit Balik Ular Kobra Hingga Mati
Tentara Pemberontak di Pinggir Damaskus Terkepung
Diganjar Penjara, Lempar Istri dengan Telur
''Perang'' Obama-Romney Merambah Sektor Energi
Dialog Kebakaran TVOne Digerudug Massa
Pangeran William Tak Kaget dengan Foto Bugil Harry
Hubungan Intim Mulai Membosankan? Cobalah Tips Ini