TEMPO.CO , Shizuoka - Perkumpulan masyarakat muslim, Shizuoka Muslim Association, akan membangun masjid. Organisasi yang didirikan sejak Mei 2010 itu, telah mengumpulkan dana ¥ 5 juta atau Rp 500 juta. Demikian kata Wakil Ketua perkumpulan itu, Dedi Saprudin, sebelum makan siang Lebaran, di Aicel 21, Distrik Aoiku, Kota Shizuoka, Prefektur Shizuoka, Jepang, Minggu, 19 Agustus 2012.
Dedi juga mengatakan, proyek pembangunan Masjid Shizuoka itu, donasinya dari masyarakat muslim di Jepang, ditambah sumbangan dari Indonesia. Sepanjang 2012 hingga Idul Fitri 2013 nanti, penggalangan dana akan digencarkan lagi, dengan target memperoleh ¥ 5 juta lagi, sehingga total ¥ 10 juta atau Rp 1 miliar.
Membangun masjid atau tempat ibadah muslim di Jepang tidak mudah, terutama soal perizinan. Tapi, untuk ukuran Shizuoka, perkembangannya termasuk cepat dibanding di beberapa kota lain di Jepang,” ujar Dedi.
Proyek Masjid Shizuoka merupakan proyek jangka panjang, yang membutuhkan biaya teramat besar, selain karena prosedur perizinan. Shizuoka Muslim Association sedang mencari lokasi yang layak, bisa berupa tanah kosong atau bangunan yang dijual. Dalam jangka panjang butuh dana ¥ 80 juta yen atau Rp 8 miliar. Sebanyak 50 juta yen untuk pembelian tanah dan gedung. Sisanya, untuk renovasi dan pembangunan fasilitas masjid, termasuk ruang pertemuan dan madrasah.
Perkumpulan itu akan mengusahakan tempat ibadah yang layak, sehingga dapat menampung jemaah di Kota Shizuoka, yang berjumlah sekitar 200 orang, sehingga mereka tidak perlu berpindah-pindah tempat. Seperti pada perayaan Idul Fitri kali ini, Shizuoka Muslim Association harus menyewa tempat untuk salat Ied dengan biaya sebesar ¥ 3.500 atau Rp 350 ribu. Jika di gedung lain bisa mencapai ¥ 10.000 atau Rp 1 juta. Itu pun harus menyewa jauh hari sebelumnya.
Di Prefektur Shizuoka, sesungguhnya telah ada Masjid Mohammadi, di Kota Hamamatsu. Masjid seluas 100 tsubo atau 333 meter persegi itu, berdiri pada 22 September 2006, berkat kerjasama muslim Indonesia, Malaysia, Pakistan, dan Bangladesh. Kisahnya pernah dimuat Koran Tempo pada Oktober 2006.
Jumlah muslim di kota seluas 1.511 kilometer persegi itu, sekitar 3 ribu orang. Muslim Indonesia di Hamamatsu, serta Shizuoka dan kota-kota besar lainnya, didominasi mahasiswa dan pekerja magang di perusahaan-perusahaan Jepang.
Adapun Shizuoka terkenal dengan Gunung Fuji, sekaligus sebagai sentra produksi teh hijau terbesar di Jepang. Shizuoka, menjadi salah satu provinsi yang menjadi “rumah” bagi begitu banyak orang asing dari luar Jepang, terutama Asia dan Amerika Latin.
ABDI PURMONO
Berita Terpopuler:
Dimana Jokowi Selama Idul Fitri?
Pegawai Diterkam Harimau, Taman Safari Teledor
Menteri Agama Sesalkan Ketidakhadiran Muhammadiyah
Lion Air Ditegur di Batam
Pos Polisi Solo Kembali Diserang
Mancini: MU Punya Lini Depan Terbaik di Dunia
Hasil Lengkap Pertandingan Liga Inggris
Diajak Sungkeman, Cucu SBY Malah Ngumpet
Warga Diminta Tenang, Target Penembakan Adalah Polisi
Kontrak Aneh Flamengo Untuk Adriano