TEMPO.CO , Johannesburg - Tiga puluh empat orang tewas dalam bentrokan antara polisi dan penambang di Afrika Selatan. Polisi melepaskan tembakan setelah gagal membubarkan pemogok yang bersenjata dengan klub dan parang di tambang Marikana.
Tambang platinum Lonmin berada di tengah-tengah perselisihan pembayaran, diperburuk oleh ketegangan antara dua serikat pekerja. Insiden ini adalah salah satu operasi polisi paling berdarah sejak apartheid.
Kekerasan telah menewaskan puluhan orang, termasuk dua petugas polisi, sejak pemogokan itu dimulai pekan lalu.
Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma telah mempersingkat lawatannya ke Mozambique untuk mengunjungi tambang, yang terletak sekitar 100 km barat laut Johannesburg.
Pemogokan ini dipicu oleh permintaan untuk upah yang lebih baik. Dan - bersenjatakan tombak dan parang - pekerja mendatangi lokasi pertambangan.
Serikat tradisional di daerah tersebut, NUM, adalah sekutu utama Kongres Nasional Afrika. Dukungan mereka sangat penting untuk Presiden Jacob Zuma dalam perjuangannya untuk mempertahankan posisinya dalam pemilu Desember ini.
Banyak pihak membandingkan tragedi ini dengan Sharpeville ketika polisi menembaki warga pada tahun 1960, yang mengawali perjuangan bersenjata. Perbandingan ini tampaknya berlebihan, namun insiden ini adalah paling suram sejak akhir apartheid.
CNN | TRIP B