TEMPO.CO, London - Ekuador akhirnya memberi perlindungan bagi pendiri Wikileaks, Julian Assange. Pemberian suaka itu dilakukan dua bulan setelah Assange mengungsi ke kantor Kedutaan Ekuador di London.
Sebelumnya, Assange terancam dideportasi dari Inggris ke Swedia, hal yang menimbulkan kekhawatiran bagi pembocor rahasia Amerika Serikat ini. Ia mengatakan tudingan penyerangan seksual hanyalah dalih mereka.
Baca Juga:
Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, mengatakan Inggris tidak akan membiarkan Assange melenggang ke luar negeri. Langkah ini juga dikritik Stockholm.
Ekuador mengatakan akan berusaha untuk menegosiasikan agar Assange bisa keluar dengan aman dari Inggris ke Ekuador. "Kami tidak berpikir itu adalah wajar bahwa, setelah sebuah pemerintahan berdaulat membuat keputusan pemberian suaka politik, warga negara dipaksa untuk tinggal di kedutaan untuk jangka panjang," kata Menteri Luar Negeri, Ricardo Patino.
Assange berlindung di kedutaan pada bulan Juni untuk menghindari ekstradisi ke Swedia. Dia menghadapi interogasi atas penyerangan dan klaim pemerkosaan, yang telah dibantahnya. Patino menuduh Inggris membuat sebuah "ancaman terbuka" untuk memasuki kedutaan besarnya untuk menangkap Assange.
Mengomentari keputusan Ekuador, Assange menyatakan sebagai "sebuah kemenangan bersejarah". "Bukan Inggris atau negara asal saya, Australia, yang berdiri untuk melindungi saya dari kesewenang-wenangan, tapi sebuah bangsa yang berani di Amerika Latin yang independen," kata Assange yang menonton pengumuman dengan staf kedutaan.
BBC | TRIP B
Terpopuler
Gus Dur Dukung Ahok
SBY Gusar, Ini Klarifikasi Antasari Azhar
Mahar Miliaran Pendukung Calon Gubernur
Kirab Mobil Esemka, Jokowi Duduk Di Atap
Sandi Dibunuh dan Diseret 200 Meter
Presiden SBY: Terima Kasih KPK