TEMPO.CO , Teheran - Gempa bumi dua kali beturut-turut di sebelah barat laut Iran, Sabtu, 11 Agustus 2012, lalu, menewaskan sedikitnya 300 orang dan melukai 3000 lainnya. Demikian keterangan Menteri Kesehatan Iran, Marzieh Vahid Dastjerdi, kepada media, Senin, 13 Agustus 2012.
Berbeda dengan penjelasan pejabat Iran lainnya. Menteri Dalam Negeri Iran, Moustafa Mohammad-Najjar, dalam laporannya kepada para politisi di parlemen, Senin, 13 Agustus 2012, menyebutkan korban tewas mencapai 227 dan yang luka-luka berjumlah 1,380 orang.
Baca Juga:
Vahid Dastjerdi mengatakan, seluruh korban sebanyak 306 terdiri dari 219 perempuan, anak-anak, dan 49 kaum pria. Semua korban, kini, disimpan dalam kamar mayat rumah sakit.
Vahid Dastjerdi menambahkan, jumlah korban luka-luka secara keseluruhan mencapai 3.037 orang. Hampir seluruhnya mendapatkan bantuan pemerintah dan dirawat di rumah sakit. Sekitar 700 orang lainnya harus menjalani operasi. "Kami masih terus melanjutkan pencarian korban meninggal," ujar Vahid Destjerdi.
Pejabat lainnya, Hassan Ghadami, selaku Wakil Menteri Dalam Negeri, yang mendapatkan tugas menangani bencana alam ini mengatakan di depan para anggota parlemen, "Banyak korban tewas dalam beberapa jam pertama (usai gempa) akibat tertimpa struktur bangunan rumah lama."
Baca Juga:
Gempa terjadi dua kali pada Sabtu, 11 Agustus 2012. Lindu pertama berkekuatan 6,3 magnitudo sedangkan gempa susulan mencapai 6,3 magnitudo, menyebabkan kerusakan ratusan rumah di desa-desa di Kota Tabriz.
Pemerintah Iran bereaksi cepat menangani korban bencana di kawasan pegunungan itu, dengan memberikan bantuan untuk membangun kembali rumah-rumah yang hancur sebelum musim dingin tiba empat bulan lagi. Pemerinah Iran juga mengumumkan hari berkabung nasional selama dua hari.
Kepala Bulan Sabit Merah Iran, Abdolhossein Faghih, mengatakan 230 desa hancur dan mengalami nasib buruk. Pemerintah memberikan bantuan sekitar US$ 1.000 (Rp 9,5 juta) per keluarga dan menyediakan dana pinjaman dengan bunga rendah US$ 6.000 (Rp 57 juta).
Faghih katakan, Bulan Sabit Merah telah memberikan bantuan kepada lebih kurang 16 ribu orang yang kehilangan rumah dan mendistribusikan ribuan tenda, selimut, makanan, dan air bersih.
Kendati dirundung duka, Iran berkeras hati menolak bantuan asing dari sejumlah negara antara lain Amerika Serikat, Jerman, Turki, Taiwan, Singapura, dan Rusia. "Kami butuh bantuan dari beberapa negara, tetapi kami memiliki sejumlah tenaga dan sumber daya yang tidak membutuhkan bantuan asing. Kami ucapkan banyak terima kasih atas semuanya," ujar Faghih.
Sementara itu, di dunia maya, beberapa blogger Iran dan situs-situs berita mengkritik Presiden Mahmoud Ahmadinejad karena dianggap tak meluangkan waktunya untuk mengunjungi kawasan yang terkena gempa. Dia justru meninggalkan negara untuk mengikuti pertemuan Organisasi Kerjasama Islam (OIC) di Arab Saudi.
"Presiden tak menunjukkan kepeduliannya, beliau juga tak memberikan ucapan bela sungkawa atas bencana ini," tulis blogger Iran.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler:
MiG-23 yang Ditembak Jatuh Beredar di Youtube
Kepala Pelayan Paus Benediktus XVI Segera Diadili
Mesir Pecat Menteri Pertahanan dan Wkl Kepala Staf
Sejumlah Helikoper Militer Uganda Hilang di Kenya
Pemberontak Suriah Tembak Jatuh Jet Tempur
Iran Nyatakan 2 Hari Berkabung
Kapal Berisi 67 Penumpang Tenggelam
Badai Helen Terjang Filipina
Penampungan Pengungsi Australia Kembali Dibuka
3 Mantan Pegawai Chase Terbukti Bersalah