Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penampungan Pengungsi Australia Kembali Dibuka

image-gnews
Perdana Menteri Australia Julia Gillard. REUTERS/Jun Shin/Newsis
Perdana Menteri Australia Julia Gillard. REUTERS/Jun Shin/Newsis
Iklan

TEMPO.CO, Canberra― Pemerintah Australia berencana membuka kembali pusat penampungan pencari suaka di Kepulauan Nauru di Pasifik dan Pulau Manus di Papua Nugini. Hal ini diungkapkan Perdana Menteri Australia Julia Gillard kemarin setelah tim pakar yang dibentuk pemerintah menyampaikan rekomendasi terbaru mengenai pencari suaka.

Dalam rekomendasi yang disampaikan ketua tim Angus Houston, Australia disarankan agar mengirim para pencari suaka ke negara ketiga. Tim ini berkilah tingginya minat pencari suaka untuk masuk ke Australia menyebabkan korban tewas akibat kecelakaan kapal yang membawa ribuan pengungsi setiap tahun.

"Saat bangsa kita melihat apa yang terjadi di laut, terlalu banyak nyawa yang telah hilang," kata Gillard kepada wartawan Senin 13 Agustus 2012. Sebanyak 964 pencari suaka dilaporkan tewas sejak 2001 karena menempuh perjalanan berbahaya menuju Benua Kanguru.

Pusat penampungan pengungsi di Kepulauan Manus dan Nauru dibangun saat rezim Perdana Menteri John Howard. Penampungan di Kepulauan Manus ditutup pada 2004, sedangkan penampungan serupa di Nauru ditutup oleh Kevin Rudd, beberapa saat setelah ia meraih kursi perdana menteri pada akhir 2007.

Rancangan ini merupakan upaya Gillard merayu pihak oposisi agar menyetujui kebijakan mengenai pencari suaka di parlemen. Pasalnya, koalisi oposisi yang dipimpin Tony Abbot dan Partai Hijau menentang keras kerja sama Australia dengan Malaysia ihwal penukaran pengungsi beberapa waktu lalu. Mereka menuding Malaysia telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap pencari suaka.

Pada Juli 2011, Gillard mengumumkan kesepakatan dengan Malaysia di mana Australia akan mengirim 800 pencari suaka ke negara tersebut. Sebagai penggantinya, Australia akan menerima 4.000 pencari suaka dari Malaysia. Namun kesepakatan ini kandas di Pengadilan Tinggi Australia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ganjalan tetap akan dihadapi Gillard dan Partai Buruh dari Partai Hijau. "Kami tidak akan terlibat dalam kebijakan yang sangat kejam terhadap manusia," ujar pemimpin Partai Hijau, Christian Milne.

Kritik keras juga dilontarkan kelompok hak asasi manusia Amnesty International. "Tragedi kematian para pencari suaka memang harus dicari jawabannya. Tetapi tidak berarti dengan menghukum pengungsi lain yang harus lari karena ancaman dan siksaan," tutur Graham Thom, juru bicara Amnesty International, dalam kesempatan terpisah.

REUTERS | AP | THE SYDNEY MORNING HERALD | THE AGE | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita lain:
Seks di Kampung Atlet Olimpiade

Wanita Ini Tikam Calon Suami di Hari Pernikahan

5 Alasan Kenapa Mitt Romney Pilih Paul Ryan

Gempa Iran, 300 Orang Meninggal, 5000 Terluka

Di Meksiko, 7 Anggota Keluarga Tewas Dibantai

Sejumlah Helikoper Militer Uganda Hilang di Kenya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

9 November 2018

Saksi mata merekam detik-detik serangan di Melbourne, Australia.[Dailymail.co.uk]
Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.


Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

9 November 2018

Seorang pria berenjata pisau melawan polisi setelah meledakan mobil dan menikam tiga orang pejalan kaki di Melbourne, Australia.[Twitter Chris Macheras via Mirror.co.uk)
Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.


Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

2 Agustus 2017

Pesawat pertama Airbus A380-800 milik Etihad Airways di pabrik pengecatan di di Hamburg, Jerman, 25 September 2014. Etihad memperkenalkan desain barunya, akan terapkan pada semua pesawatnya, melalui pesawat A380nya ini. Krisztian Bocsi/Bloomberg via Getty Images
Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.


Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

1 Agustus 2017

Ilustrasi ancaman teror bom di pesawat/pesan teror bom di pesawat. express.co.uk
Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.


Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

1 Agustus 2017

gvpedia.com
Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.


4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

1 Agustus 2017

Polisi Federal Australia memeriksa tas penumpang di Bandara Domestik Sydney, Australia, 30 Juli 2017. REUTERS/David Gray
4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.


Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

12 Juni 2017

Gladys Berejiklian. youtube.com
Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.


Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

17 Mei 2015

Ilustrasi penjahat bersenjata atau terorist. TEMPO/Subekti
Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.


Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

16 Maret 2015

REUTERS/Alex Domanski
Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).


ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

9 Maret 2015

Jake Billardi (tengah), remaja Australia yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.