TEMPO.CO, Teheran - Pemerintah Iran secara resmi menyatakan hari berkabung nasional selama dua hari, menyusul dua kali gempa bumi, Sabtu, 11 Agustus 2012, yang menelan korban jiwa kurang-lebih 300 orang. Iran membutuhkan bantuan internasional.
Selain menelan ratusan jiwa, lindu pertama yang menurut Lembaga Geologi Amerika Serikat (USGS) berkekuatan 6,4 magnitudo itu menyebabkan lebih dari 5.000 orang luka-luka. Sedangkan gempa kedua bergetar 6,3 magnitudo, sebelas menit dari gempa pertama.
Baca Juga:
Televisi pemerintah dalam siarannya melaporkan tim penyelamat telah menghentikan pencarian para korban dari bencana alam yang terjadi di sebelah barat laut Kota Tabriz. "Seluruh korban yang terperangkap di dalam puing-puing bangunan berhasil diselamatkan."
Hossein Ghadami, seorang petugas dari manajemen bencana alam Kementerian Dalam Negeri, mengatakan kepada televisi pemerintah, Ahad, 12 Agustus 2012, "Korban yang terperangkap di dalam gedung tidak ada yang tewas, semuanya berhasil diselamatkan."
Dalam sebuah wawancara dengan jurnalis freelance, Abbas Fallah, seorang anggota parlemen mengatakan para korban perlu segera mendapatkan bantuan.
Baca Juga:
"Anda lihat, tidak ada bantuan yang diterima para korban dari luar," katanya. Abbas menambahkan bahwa bantuan yang ada sekarang ini sangat terbatas dan tak cukup memenuhi kebutuhan korban.
Rumah sakit dipenuhi ribuan korban. Rumah sakit di Tabriz, Ardabbil, dan di kota-kota lainnya yang dekat dengan pusat gempa disesaki korban. Sejumlah warga dan media Iran mengatakan para korban yang selamat antre panjang menunggu dirawat.
Pouya Hiajain, juru bicara Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran, mengatakan, "Sekitar 13 ribu desa hancur, 92 anggota Bulan Sabit Merah sekarang berada di sana, beserta 100 ambulans, juga pasukan Angkatan Udara yang menyiapkan enam helikopter."
"Kami membangun 5.000 tenda, termasuk menyediakan berbagai bantuan berikut makanan, perlengkapan lain, dan selimut."
Hiajain menambahkan, beberapa negara seperti Turki, Pakistan, dan Taiwan telah menyampaikan simpati mereka kepada kami. "Tapi belum ada bantuan dari komunitas internasional," katanya kepada Al Jazeera.
Marzieh Vahid Dastejerdi, Menteri Kesehatan Iran, mengatakan kepada kantor berita ISNA, pemerintah telah mengirimkan 48 ambulans dan 500 kantong darah untuk persiapan kemungkinan terburuk.
Untuk menampung pengungsi berjumlah 16 ribu orang, Bulan Sabit Merah Iran, seperti dilaporkan oleh kantor berita Fars, mengambil alih sebuah stadion olahraga untuk menampung mereka. Para korban sengaja ditempatkan di pengungsian ini karena kehilangan tempat tinggal dan takut kembali ke rumah. Di stadion ini telah disediakan 3.000 tenda, berikut selimut dan berton-ton makanan.
Kantor Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, dalam sebuah pernyataan yang diunggah ke website, menyatakan belasungkawa dan hari berkabung nasional selama dua hari atas bencana tersebut. "Kami meminta kepada seluruh otoritas untuk memobilisasi seluruh upaya guna membantu para korban."
AL JAZEERA | REUTERS | CHOIRUL