TEMPO.CO, Jakarta - Istri pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un, Ri Sol-ju, kedapatan mengenakan tas jinjing merk Christian Dior. Tas ini dijual seharga 1,8 juta won atau senilai US$ 1.600 di sebuah butik paling ekslusif di Korea Selatan. Harga tas tersebut sama dengan pendapatan rata-rata per tahun penduduk Korea Utara.
Tas glamor Ri tersebut sangat kontras. Tidak hanya dengan perwira militer negara itu, tetapi juga dengan kondisi rakyat Korea Utara yang tengah dilanda kemiskinan dan kelaparan. Sejak lama rakyat negara tersebut harus menderita karena kesulitan mendapat makanan.
PBB memperkirakan tahun kemarin sekitar 3 juta orang atau seperdelapan penduduk Korea Utara akan memerlukan bantuan makanan pada 2012. Kelaparan parah juga pernah terjadi pada pertengahan 1990. Akibatnya, ratusan ribu orang di sana dikabarkan tewas. Organisasi Amnesti Internasional meyakini pada saat itu sekitar 1 juta penduduk Korea Utara meninggal, sedangkan jutaan lainnya kekurangan gizi.
Amerika Serikat pernah menjanjikan akan memberikan bantuan pangan pada negara itu. Namun pada Maret 2012 negara adi daya tersebut memutuskan untuk melakukan penundaan bantuan karena Korea Utara mengingkari janji untuk tak meluncurkan roket baru. Ini merupakan satu keputusan salah yang berdampak bagi penderitaan rakyat mereka.
Selain itu, pemerintah Korea Utara juga lebih memilih untuk menganggarkan biaya sekitar US$ 850 guna meluncurkan roket dan satelit pada April 2012 lalu yang ternyata gagal. Padahal, biaya tersebut dapat digunakan untuk memberi makan jutaan rakyatnya yang kelaparan.
The Daily NK, sebuah surat kabar di Korea Selatan, memberitakan pada awal tahun ini kekurangan pangan telah menghambat pertumbuhan banyak pemuda di sana. Hal ini membuat mereka tak layak menjadi tenaga kerja di pertanian dan pabrik.
Dalam pertemuannya dengan delegasi Cina pekan lalu, Kim Jong-un mengatakan secara terbuka tentang kemiskinan yang melanda negaranya.
"Mengembangkan ekonomi dan meningkatkan mata pencaharian sehingga membuat rakyat bahagia dan beradab adalah tujuan yang sedang diperjuangkan oleh Partai Buruh," katanya.
Pengamat dari Universitas Nasional Seoul, Chang Yong-seok, mengatakan Jong-un harus berjanji untuk memulihkan ekonomi dan memperbaiki kehidupan rakyatnya. Namun demikian, dia tak yakin Jong-un akan lebih memperhatikan masalah ekonomi ketimbang militer meskipun kebijakan Jong-un berbeda dengan kebijakan ayahnya yang mengutamakan militer.
"Dia masih menyebutkan kebijakan militer adalah yang utama," katanya.
INTERNATIONAL BUSINESS TIMES | NUR ALFIYAH
Berita Populer:
5 Tempat Belanja Terbaik di Toronto
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Makin Mesra di Bali
Mas Broto, Angie Minta Dibelikan Baju Lebaran
Robert Pattinson Ogah Bertemu Kristen Stewart
William-Kate Kalahkan Sarkozy-Bruni
Buka Bersama, Sutarman dan Abraham Samad ''Mesra''
Gubernur Fauzi Bowo Bungkam Soal Video di Youtube