Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Arab Saudi: Myanmar Lakukan Pembersihan Etnis Muslim

image-gnews
Seorang pengungsi suku Rohingya, Myanmar, melihat dari balik teralis, di kamp para pengungsi yang belum tercatat di Kutupalong, Bangladesh (7/3). Foto baru disiarkan hari ini (13/3). AP/Pavel Rahman
Seorang pengungsi suku Rohingya, Myanmar, melihat dari balik teralis, di kamp para pengungsi yang belum tercatat di Kutupalong, Bangladesh (7/3). Foto baru disiarkan hari ini (13/3). AP/Pavel Rahman
Iklan

TEMPO.CO, Riyadh - Arab Saudi menuduh otoritas Myanmar, yang mayoritas penduduknya beragama Buddha, melakukan pembersihan etnis terhadap minoritas Rohingya pemeluk Islam yang tinggal di sebelah barat negara. Demikian laporan kantor berita milik pemerintah, SPA, Selasa, 7 Agustus 2012.

Kabinet Arab Saudi mengatakan, pemerintahnya "Mengutuk keras atas upaya pembersihan etnis dan terjadinya serangan brutal terhadap warga negara Myanmar dari etnis Rohingya beragama Islam. Kekerasan terhadap mereka sangat bertentangan dengan hak asasi manusia karena memaksa mereka pergi dari tempat tinggalnya."

Kabinet yang dipimpin oleh Raja Abdullah itu menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengambil tanggung jawab terhadap penyediaan kebutuhan guna mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup umat muslim di Myanmar, serta melindungi mereka dari ancaman kehilangan nyawa.

"Konflik sektarian di sebelah barat negara bagian Rakhine melibatkan penduduk Buddha Rakhine dengan muslim Rohingya, Senin, 6 Agustus 2012, menyebabkan tiga orang meninggal," kata pejabat di ibu kota Yangon.

Kekerasan ini pecah menyusul isu pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang perempuan Rakhine yang didakwakan pelakunya adalah 10 muslim. Peristiwa ini memicu kemarahan kaum Buddha.

Pemerintah Arab Saudi yang menjadi markas Organisasi Kerja Sama Islam (OIC), 5 Agustus 2012, mengusulkan pengiriman misi OIC untuk mengusut pembunuhan massal terhadap muslim Rohingya. OIC berusaha membujuk pemerintah di Yangon agar bersedia menerima misi pencari fakta OIC yang dipimpin oleh Ekmeleddin Ihsanoglu.

Dia menyatakan kekecewaannya atas kegagalan komunitas internasional untuk menghentikan pembunuhan massal, pelanggaran, penindasan, dan pembersihan etnis yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar terhadap muslim Rohingya.

"OIC meminta perwakilannya di kantor PBB di New York menyerukan pada Dewan Keamanan untuk memperhatikan penderitaan minortias Rohingya," katanya, mengutip sebuah pernyataan yang disampaikan oleh organisasi beranggotakan 57 negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kekerasan yang pecah pada Juni 2012 di negara bagian Rakhine antara kaum Buddha dan muslim Rohingya menyebabkan sekitar 80 orang tewas dari kedua belah pihak. Human Rights Watch yang bermarkas di New York mengatakan, sejumlah tokoh "meremehkan" kejadian ini. Lembaga ini juga menuduh pasukan keamanan turut menembaki umat muslim dan melakukan pemerkosaan.

Senin, 6 Agustus 2012, Ketua Parlemen Arab Saudi Ali al-Salem al-Dekbasi mengatakan kekerasan yang terjadi di Myanmar terhadap muslim merupakan pembersihan etnis. "Ribuan muslim di Myanmar menghadapi pembantaian, genosida, dan pembersihan etnis. Saya menyerukan kepada seluruh pemimpin muslim melakukan campur tangan atas insiden ini," kata al-Dekbasi.

"Saya meminta kepada otoritas Myanmar untuk menahan penanggung jawab serangan terhadap muslim di sana. Seluruh pelaku harus bertanggung jawab dan diseret ke Mahkamah Kejahatan Internasional," jelas al-Dekbasi.

Pemerintah Myanmar menganggap etnis Rohingya yang berjumlah 800 ribu orang di negaranya adalah warga asing, sementara yang lainnya melihat mereka adalah imigran gelap di negara itu. Sedangkan Bangladesh, tetangga Myanmar, berpendapat mereka bukan warga negaranya. Selama beberapa dekade ini, telah terjadi diskriminasi terhadap mereka karena dianggap tak memiliki kewarganegaraan yang jelas.

AL ARABIYA NEWS | CHOIRUL

Terpopuler:
Hijab Membelot, Suriah di Ambang Kejatuhan?

Setelah PM Suriah, Giliran 2 Menteri Membelot

Pria Penyerang Kuil Sikh Bekas Serdadu Rasis

Nepal Larang sekolah Gunakan Nama Barat

Masjid di Missouri Terbakar, FBI Turun Tangan

Yunani Deportasi 1.600 Imigran

Alasan Hijab Membelot Demi Berkah Revolusi Suriah

Serangan ke Markas Militer Pantai Gading, 6 Tewas

Banjir Melanda Manila

Serangan Mematikan di Gereja Nigeria, 15 Tewas

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Pendukung Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang foto konselor Myanmar Aung San Suu Kyi ketika menunggu hasil penghitungan suara pemilu Myanmar di markas partai di Yangon, Myanmar, 8 November 2020.[REUTERS]
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi


Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS
Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.


Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Seorang bocah Rohingya menangis di tengah antreatn saat berdesakan untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.


Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Suasana antrean pengungsi Rohingya untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.


Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Seorang anak pengungsi muslim Rohingya digendong ibunya saat berdesak-desakan untuk mendapatkan bantuan makanan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 21 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.


Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Sidang perdana tim pencari fakta PBB untuk Rohingya di Jenewa, 19 September 2017. Yuyun Wahyuningrum
Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.


Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Petugas mendata pengungsi Rohingya sebelum membagikan paket bantuan dari Indonesia di kamp pengungsian Thaingkali, Ukhiya, Bangladesh, 21 September 2017.  Bantuan kemanusiaan dari Indonesia telah sampai di Bangladesh dalam 8 kali pengiriman dengan pesawat
Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.


Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Penduduk desa Hindu berteduh di sebuah kuil di Myoma Ward Myhum Town, Myanmar. Hindu Youth Relief Group
Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.


Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Pesawat Myanmar yang hilang. Facebook/Commander in Chief Office
Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.


Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Sejumlah warga negara Amerika Serikat mengikuti parade ASEAN di Silang Monas, 27 Agustus 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.