TEMPO.CO , Pyongyang - banjir di Korea Utara terus bertambah. Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan, hingga Ahad, 5 Agustus 2012, sudah 169 orang tewas dan 400 orang lebih dinyatakan hilang.
Banjir yang disebabkan hujan lebat sejak akhir Juni sampai 31 Juli juga menyebabkan 144 orang luka-luka dan 212.200 orang kehilangan tempat tinggal.
Otoritas Korea Utara menyebutkan banjir menyebabkan lebih dari 8.600 rumah hancur, 43.770 rumah terendam, sedikitnya 65.280 hektar lahan pertanian hancur, dan lebih dari 1.400 tempat pendidikan, kesehatan dan bangunan pabrik terendam.
Pejabat Korea Utara Choe Young Rim mengunjungi Anju. Di wilayah ini hampir semua bangunan hancur atau terendam serta pasokan listrik terputus. Hujan lebat dan banjir ini kian memperburuk kondisi rakyat Korea Utara yang sebelumnya kekurangan pangan akibat kekeringan.
PBB mengatakan akan segera mengirimkan bantuan. Christopher de Bono, kepala komunikasi Unicef untuk Asia Timur dan Pasifik mengatakan pihaknya bekerja sama dengan palang merah dan LSM akan mengunjui Korea Utara untuk mengirimkan bantuan.
BLOOMBERG | RAJU FEBRIAN