TEMPO.CO, Kampala - Pejabat Kementerian Kesehatan Uganda terus memonitor perkembangan 200 pasien yang terkena virus Ebola. Sejak Juli 2012, virus ini telah membunuh 16 orang.
Menurut Menteri Kesehatan, Dennis Rwamafa, pasien yang masuk ruang isolasi khusus sejumlah 30 orang, termasuk di antara mereka adalah delapan karyawan bagian kesehatan di Rumah Sakit Nasional di ibu kota Kampala.
Baca Juga:
"Tim Kementerian sangat aktif memonitor, apalagi lebih dari 232 orang diduga terkena virus Ebola yang dapat menimbulkan kematian," kata Dennis Rwamafa dalam sebuah pernyataan. Dia menambahkan, "Pasien yang terkena virus tak menunjukkan tanda-tanda sakit, tapi kami terus memonitor keadaan mereka."
Ebola menghantam Uganda sebanyak empat kali, termasuk pada 2000 ketika 224 orang tewas akibat virus ini mengganas di utara Uganda. Pemerintah mendorong masyarakat agar segera melaporkan kasus yang diduga diakibatkan oleh Ebola dan menyerukan masyarakat menghindari jabat tangan dan menghadiri pesta-pesta besar.
Beberapa media lokal mewartakan, otoritas setempat di Kibaale--pusat merebaknya virus--dan di distrik-distrik Kabarole melarang diselenggarakannya pertemuan umum dan memerintahkan penutupan pasar sebelum pemerintah berhasil mengatasi merebaknya virus Ebola. Sekitar 200 sekolah di Kibaale ditutup sementara, sedangkan Kepala Penjara Uganda melarang layanan kunjungan terhadap para narapidana.
Baca Juga:
Ebola adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Ebolavirus. Gejala-gejala penyakit ini antara lain penderita muntah-muntah, diare, pendarahan, dan demam. Tingkat kematian bagi penderita virus Ebola mencapai 80-100 persen. Penyakit Ebola dapat ditularkan melalui kontak langsung melalui cairan tubuh atau kulit.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita lain:
Rhoma Irama Terancam Penjara 3 Bulan
Whistleblower Simulator SIM Pernah Dipukuli Polisi
Begini Cara Sukotjo Bambang Menyuap Polisi
6 Skandal Terburuk dalam Sejarah Olimpiade
Pengakuan Bekas Anah Buah Djoko Susilo