TEMPO.CO , Aleppo - Jet-jet tempur dan artileri Suriah membombadir Allepo, Selasa tengah malam waktu setempat, 31 Juli 2012, untuk mengusai kota terbesar di Suriah dari pemberontak. Sebaliknya, kelompok pasukan pembangkang menyatakan berhasil memaksa loyalis Presiden Bashar al-Assad mundur.
Sejak Selasa, 31 Juli 2012, asap hitam mengepul menghiasi langit Aleppo setelah sejumlah helikopter serbu memuntahkan tembakan dari senapan mesin ke beberapa distrik di sebelah timur Aleppo. Tak cukup di situ, militer Suriah untuk pertama kalinya menggunakan jet tempur MIG menggempur kawasan yang sama.
Ketika malam mulai larut, jurnalis Reuters yang berada di Aleppo mendengar suara ledakan di beberapa tempat di dekat kota. Menurut kesaksiannya, setidaknya ada 10 tembakan voli dari pasukan artileri sehingga mengganggu kekhusyukan umat Islam yang sedang melakukan ibadah. Tembakan itu dibalas dengan semangat para pemberontak menuju laga tempur dengan teriakan "Allahu Akbar!".
Pertempuran Aleppo merupakan kunci bagi kedua belah pihak, baik militer Suriah maupun pemberontak yang sudah melakukan perlawanan selama 16 bulan. Salah seorang jurnalis yang melakukan liputan di kawasan tersebut menerangkan, Salaheddine, distrik di Aleppo, saat ini seperti "kota hantu" setelah dikuasai oleh pasukan pemerintah. "Toko-toko tutup dan tak ada kehidupan di sana," ujarnya.
Para pemberontak dengan penutup wajah, katanya lagi, menembakkan senapan mesin dan memuntahkan peluru ke pojok-pojok jalanan tempat para musuh bersembunyi. Akibat tembakan ngawur itu, sejumlah warga sipil terluka. Televisi pemerintah, Selasa, 31 Juli 2012, melaporkan pasukan pemerintah telah berhasil menekan kelompok "teroris". Sebutan "teroris" sengaja ditujukan untuk para pemberontak.
Namun, salah seorang komandan pemberontak di Aleppo mengatakan, para pejuangnya berhasil memasuki pusat kota dan menguasai distrik demi distrik. "Seluruh distrik akan dikuasai dalam hitungan hari, bukan minggu," ujarnya tanpa menyebutkan identitasnya. "Kami telah menguasai beberapa distrik di timur dan barat," tambahnya.
"Rezim selama tiga hari ini mencoba menguasai kembali kawasan Salaheddine, namun mereka mengalami penderitaan berat karena telah banyak kehilangan pasukan, senjata, tank, dan dipaksa mundur," kata Kolonel Abdel-Jabbar al-Oqadi, Kepala Dewan Militer Gabungan, salah satu kelompok pemberontak di Aleppo. Oqadi mengatakan, kepada Reuters, lebih dari 3.000 pasukan pemberontak berada di Aleppo, namun dia tak memberikan angka pasti pasukan yang dipimpinnya.
REUTERS | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Djoko Susilo ''Menghilang''
Kristen Stewart Tak Selingkuh Sendiri
Begini Cara Robert Pattinson Lampiaskan Sakit Hati
Pengakuan Kristen Stewart Bisa Hancurkan Kariernya
Polisi Dinilai Hambat Tugas KPK
Dilepas City, Mancini Pindah ke Klub Spanyol
Djoko Susilo Sudah Dicegah ke Luar Negeri
24 Jam Lebih, Petugas KPK Tertahan di Korlantas
Pelapor Korupsi Simulator SIM Siap Buka-bukaan
Suhu Dieng Tembus Minus 5 Derajat Celcius