TEMPO.CO, Addis Ababa - Bentrokan berdarah melibatkan dua etnis di selatan Ethiopia menyebabkan sedikitnya 18 orang tewas. "Jumlah tersebut kemungkinan bisa bertambah," jelas Palang Merah Kenya (KRCS), Senin, 30 Juli 2012.
Pemerintah Ethiopia, dalam keterangannya kepada kantor berita AFP, mengatakan situasinya kini sudah dalam penguasaan aparat. Menurut pernyataan KRCS kepada media, pertempuran antara etnis Borana dan Garri pecah pada Kamis, 26 Juli 2012, di sebuah kawasan sekitar 1,6 kilometer dari perbatasan Kenya.
KRCS mengatakan, "Lebih dari 10 ribu orang kehilangan tempat tinggal, mereka membutuhkan bantuan kemanusiaan segera." Juru bicara pemerintah Ethiopia, Bereket Simon, menambahkan kepada AFP, otoritas setempat tidak sanggup memecahkan persoalan ini, sehingga perlu bantuan.
"Polisi federal dan pemerintah terpaksa turun ke lapangan dan menahan sejumlah pelaku serta telah menguasai keadaan," katanya, seraya menambahkan situasi kini berangsur-angsur normal.
Menurut pernyataan KRCS, "Sedikitnya 18 orang tewas dan 12 lainnya cedera. Konflik antaretnis juga menyebabkan warga kehilangan tempat tinggal, sebagian dari mereka mengungsi ke Kenya. Lebih dari 10 ribu warga membutuhkan bantuan kemanusiaan."
Bereket mengutarakan warga yang kehilangan tempat tinggal, terutama yang mengungsi di negara tetangga, Kenya, akan secepatnya kembali ke Ethiopia. "Ini hanyalah sedakan, kami akan sampaikan kepada mereka dan mereka akan segera kembali untuk melanjutkan kehidupannya secara normal," katanya.
AL JAZEERA | CHOIRUL
pemerintah Ethiopia mengatakan