TEMPO.CO, Aleppo - Pasukan Suriah mengaku telah mengusai kembali sebuah distrik di kota terbesar nomor dua di Suriah, Aleppo, setelah perempuran berat melawan para pemberontak di kawasan pusat perdagangan.
Dua pekan sebelumnya, tentara loyalis Presiden Bashar al-Assad berjuang keras merebut kota-kota utama setelah sebagian besar dikuasai pemberontak. Menurut laporan wartawan Reuters, pasukan pemerintah berhasil mengusir kekuatan pemberontak dari Kota Aleppo yang berpenduduk 2,5 juta jiwa.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, dalam keteranganya kepada pers menjelang kunjungannya ke Timur Tengah dan Afrika Utara, mengatakan, serangan terhadap Kota Aleppo menunjukkan kuku Assad kian tajam mencengkeram. Hal tersebut sekaligus menjadi paku peti mati baginya.
"Jika mereka terus melakukan serangan terhadap rakyatnya sendiri di Aleppo, saya pikir hal itu akan menjadi paku yang menancap di peti mati Assad," kata Panetta kepada wartawan mengawali kunjungan panjangnya ke Timur Tengah dan Afrika Utara.
Pertempuran selama beberapa hari ini berpusat di Distrik Salaheddine, di sebelah barat daya Aleppo. Dalam pertempuran itu, pasukan pemerintah didukung oleh helikopter serbu.
"Kami berhasil menguasai sepenuhnya Salaheddine dari pasukan bersenjata bayaran," kata seorang pejabat militer, yang tak bersedia disebutkan identitasnya, kepada televisi pemerintah Suriah, Ahad dini hari waktu setempat, 29 Juli 2012. "Dalam beberapa hari lagi kami akan kembali menyelamatkan dan mengamankan Kota Aleppo."
Wartawan Reuters di Aleppo tak berhasil mendekati distrik yang telah dikuasai pasukan pemerintah, hingga Ahad malam waktu setempat, untuk memverifikasi terusirnya para pemberontak dari distrik tersebut. Sedangkan kelompok oposisi, Syrian Observatory for Human rights, membantah keterangan pasukan pemerintah. "Pertempuran masih terus berlanjut di sana," ujarnya.
"Hari ini saya katakan kepada Anda, (pasukan) Suriah jauh lebih kuat. Dalam waktu kurang dari seminggu, mereka dikalahkan (di Damaskus) dan pemberontakan digagalkan," kata Menteri Luar Negeri Walid Moualem dalam sebuah perjalanan menuju Iran, negara sekutu utama Suriah di kawasan itu.
"Mereka hengkang dari Aleppo, dan saya yakinkan Anda bahwa rencana mereka gagal total."
Ketika Reutes mencoba masuk ke Aleppo, terutama di basis-basis pertahanan pemberontak, tampak kota ini kosong melompong. Mobil-mobil yang memasuki salah satu distrik di Aleppo mendapatkan tembakan dari para penembak jitu.
Juru foto Reuters melihat tiga mayat tergeletak di jalanan, warga tak berani membawanya ke rumah sakit karena takut mendapatkan tembakan. Sebuah bangkai tank terbakar berada di jalanan, mobil-mobil bertuliskan "shabbiha" yang berarti militan pro-Assad juga tampak hangus terbakar membujur di jalanan.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB Urusan Kemanusiaan, Valerie Amos, mengatakan dalam dua hari ini 200 ribu warga menghindari arena pertempuran di Kota Aleppo. Mereka mengungsi di sekolah dan gedung publik.
"Banyak masyarakat mengungsi ke sekolah-sekolah dan gedung publik di daerah yang lebih aman. Mereka sangat membutuhkan makanan, alas tidur, selimut, obat-obatan, dan air minum," ujarnya.
REUTERS | CHOIRUL
Berita lain:
Iran Imbau Rakyatnya ''Produksi'' Anak
Jusuf Kalla: PMI Akan Bantu Muslim Rohingya
Prioritas Utama Romney: ''Bungkam'' Nulir Iran
KTT OKI Diminta Cari Solusi Untuk Rohingya
Israel Menembak Mati Warga Palestina