TEMPO.CO , Colorado - Pelaku penembakan bioskop di Aurora, Colorado, James Holmes, ternyata berada dalam perawatan ahli penyakit jiwa sebelum penembakan. Mantan mahasiswa pascasarjana itu dituduh membunuh 12 orang dan melukai 58 lainnya.
Hal itu terungkap dalam dokumen pengadilan yang diajukan pada hari Jumat oleh pengacara James Holmes dan bocor ke media. "Holmes adalah pasien kejiwaan Dr. Fenton, dan komunikasi dengan dia dilindungi," kata pengajuan itu.
Baca Juga:
Fenton adalah direktur medis untuk layanan kesehatan mental bagi mahasiswa di University of Colorado-Denver Anschutz Medical Campus. Layanan mereka adalah menyediakan obat dan psikoterapi bagi mahasiswa.
Sebuah biografi profesional Fenton mengatakan ia telah melakukan penelitian tentang skizofrenia, termasuk hibah dua tahun untuk bekerja di departemen penelitian skizofrenia dari US Department of Veterans Affairs 2008-2010.
Fenton juga menjadi anggota tim penilaian perilaku dan ancaman kampus, yang membantu mengidentifikasi individu yang mungkin mengancam, mengganggu, atau bermasalah.
Tidak bisa dipastikan apakah Fenton merawat Holmes di bawah program penilaian itu atau di bawah konseling rutin yang ia diberikan kepada mahasiswa di kampus. Menurut hukum Colorado, profesional kesehatan mental tidak dapat bertanggung jawab dalam gugatan perdata karena gagal memprediksi perilaku kekerasan pasiennya.
Fenton tidak bisa segera dihubungi untuk berkomentar. Sedang juru bicara kampus menolak berkomentar dengan alasan pembatasan berdasarkan perintah pengadilan.
Universitas, tempat Holmes telah terdaftar sebagai mahasiswa doktoral ilmu saraf, menegaskan awal pekan ini sebuah paket mencurigakan disampaikan melalui surat pada Senin, yang "segera diselidiki dan diserahkan kepada pihak berwenang dalam beberapa jam."
Mengutip sumber penegak hukum yang tidak disebutkan namanya yang dekat dengan penyelidikan, dua paket itu dikirim oleh Holmes ke psikiater dan yang satu berisi catatan yang memerinci skenario penembakan. Menurut Fox News, catatan itu terkandung ilustrasi tokoh yang menembaki tokoh lainnya.
Pengacara menuduh pemerintah membocorkan informasi kepada media, sehingga membahayakan hak Holmes untuk proses hukum dan pengadilan yang adil oleh juri tidak memihak. Pengacaranya akan meminta sidang untuk menentukan "sanksi yang tepat untuk kesalahan ini."
REUTERS | TRIP B
Berita Terpopuler
Demi Nilai,Mahasiswi Rela Bercinta dengan Profesor
Ini Profesor Tey, Pemberi Nilai A dengan Bercinta
JK: Apa Urusan Golkar Tegur Saya!
Beginilah Yusril ''Mengajari'' SBY
Gudang Ludes Terbakar, Jokowi Khusyuk Umroh
Misteri Binatang ''Jadi-jadian'' di New York