Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini 'Curhat' Perempuan Korea Utara II  

image-gnews
Warga Korea Utara terlihat di sebuah halaman perumahan di Pyongyang, Korea Utara, Kamis (12/4). AP/Ng Han Guan
Warga Korea Utara terlihat di sebuah halaman perumahan di Pyongyang, Korea Utara, Kamis (12/4). AP/Ng Han Guan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta--Umur saya 32 tahun. Orang tua saya bekerja lebih berat dibandingkan dengan lainnya untuk hidup jujur. Saat saya menyaksikan kematian mereka, saya menyadari bahwa di masyarakat Korea Utara, orang-orang yang bekerja berat seperti ayah saya bahkan tidak akan pernah mendapat kesempatan untuk berobat ke rumah sakit sebelum mereka meninggal. Oleh karena inilah saya tidak menyesal meninggalkan Korea Utara.

Saya pernah menyaksikan Korea (Korea Selatan) dan dunia luar melalui film-film drama TV yang diselundupkan ke Korea Utara. Saya juga menyaksikan barang-barang buatan Cina di pasar Chongjin Sunam. Saya simpulkan tentu banyak negara asing yang makmur dibanding kami.

Namun diatas segalanya, saya tahu bahwa saya mungkin akan mati kelaparan dan sakit jika saya bertahan di sini. Saya lalu memutuskan lebih baik menanggung resiko mati melarikan diri dan bebas. Saya mau hidup di negeri yang dapat membuat hidup saya lebih baik.

Saat itu, terjadi kelaparan yang sangat parah, lebih dari tiga juta orang tewas kelaparan. Anak-anak telantar hidup di jalan-jalan, dan industri mangkrak. Pasokan pangan, air dan listrik tak berfungsi. Saya menyaksikan sendiri teman-teman saya dan tetangga-tetangga saya tewas.

Saat saya melarikan diri, hujan turun dengan deras. Sungai Tumen banjir. Saya berjuang agar saya tidak tenggelam. Agar tidak ditangkap para penjaga, saya berjalan kaki menyusuri pengunungan sekitar enam jam lamanya.

Saat saya tiba di Cina, saya harus memalsukan identitas saya dan menghindari pasukan tentara Cina. Saya cukup beruntung bertemu orang-orang yang bersedia menolong saya. Saya tiba di Korea Selatan melalui Shanghai tanpa harus melewati negara-negara lain. Saya terpaksa membuat paspor Korea yang dipalsukan.

Setelah di Korea Selatan, saya tidak menemukan cara untuk mengetahui apa yang terjadi pada keluarga saya. Hidup saya di Korea Utara sangat berat, tidak ada cara untuk mendapatkan makanan, listrik, atau kebutuhan mendasar lainnya.

Sayangnya, saya tidak lagi dapat berkomunikasi dengan keluarga saya. Hal ini akan lebih mudah dilakukan seandainya mereka tinggal dekat perbatasan, namun saudara laki-laki saya juga tinggal jauh dari perbatasan. Jadi hampir tak mungkin saya menghubungi mereka.

Bahkan andaipun saya membayar uang dengan jumlah besar kepada broker, tak seorangpun berani pergi jauh ke pedalaman. Tidak ada alat transportasi memadai kesana, dan semakin sulit menghindari pasukan keamanan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekali saya mengirim uang ke Korea melalui rekening bank milik broker warga Cina. Lalu broker di Cina menghubungi broker di Korea Utara melalui Yalu atau sungai Thumen dan uangpun dikirim. Broker di Korea Utara kemudian memberikan uang itu ke teman atau anggota keluarga kami.

Saya sangat puas tinggal di Korea. Saya bahagia saya bisa bekerja dan mengisi impian saya. Saya saat ini mengambil kuliah administrasi publik di Universitas Soongsil. Namun diatas segalanya, saya bahagia tidak lagi hidup bersembunyi. Saya sekarang bangga hidup sebagai warga negara Korea Selatan dan belajar semua hak-hak sebagai warga negara.

Tentang unifikasi (bukan reunifikasi seperti tulisan 1)Korea Selatan dan Utara, saya pikir unifikasi sesegera mungkin terwujud. Namun jika unifikasi terjadi tidak satu pihakpun siap untuk itu. Akan ada efek negatif dari kedua belah pihak. Jadi saya pikir Utara dan Selatan harus pertama-tama membangun saling percaya seperti pertukaran budaya.

Juga, membolehkan para pengungsi yang ada di Korea Selatan, 80-90 persen, yang ingin pulang bertemu kembali keluarganya di Korea Utara.

Rakyat Korea Utara sekarang sangat sadar atas semakin meluasnya gelombang demokratisasi di berbagi negara . Tidak lama lagi ada kepastian bahwa akan terjadi demokrasi di Korea Utara. Semua diktator seluruhnya runtuh, dan rezim Korea Utara tak terkecuali. Adalah bijak bagi rezim ini untuk mengubah ideologinya dan mereformasi sistem politiknya sebelum semuanya dihancurkan oleh gelombang demokrasi.

Baca bagian I : Begini ''Curhat'' Perempuan Korea Utara

MARIA RITA

Internasional Terpopuler:
Kim Jong Un Ternyata Menikah Sejak 2009

Demi Nilai,Mahasiswi Rela Bercinta dengan Profesor

Berniat ke Toilet, Anak Ini Malah Terbang ke Roma

Ini Profesor Tey, Pemberi Nilai A dengan Bercinta

Pasien Meninggal, Kartu Kredit Dipakai Berbelanja

Mau Dijual, Rumah Ini 5 Kali Ditabrak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Google Chrome. (google.com)
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.


Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.


Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri pertemuan majelis politik Komite Sentral Partai Buruh Korea, di Korea Utara, dalam foto yang dirilis pada 14 Agustus 2020. Dalam pertemuan tersebut, Kim mengatakan bahwa akan menutup perbatasannya dan menolak bantuan dari luar negeri karena telah melakukan kampanye anti virus yang agresif. KCNA via REUTERS
Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.


Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.


Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Biro Politik Komite Sentral ke-7 Partai Pekerja di Pyongyang, Korea Utara, 30 Desember 2020. Langkah pertama Kim di awal 2021 akan menjadi sinyal pendekatan pertamanya terhadap presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden. KCNA/via REUTERS
Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.


Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tersenyum saat melihat salah satu rumah saat memeriksa lokasi rekonstruksi di daerah yang dilanda topan di Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara, 14 Oktober 2020. Kim Jong Un menjadi sorotan dunia saat  dirinya menangis di tayangan televisi pada akhir pekan lalu. KCNA via REUTERS
Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini


Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.


Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.


Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.


Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Foto dokumentasi militer Rusia. Tahun lalu, tiga lumba-lumba ini menghilang di musim kawin untuk mencari pasangan, tetapi kembali ke pangkalan sesudahnya. Dailymail.co.uk
Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.