TEMPO.CO, Beirut-- Pemimpin negara-negara dunia langsung bereaksi menanggapi pernyataan Suriah yang akan menggunakan senjata kimia jika ada campur tangan pihak luar. Suriah diperingatkan penggunaan senjata kimia akan menjadi kesalahan besar.
"Kami mengatakan dengan jelas kepada (presiden Bashar) Assad dan pendukungnya bahwa dunia menyaksikan. Dunia internasional dan Amerika akan bertindak jika mereka menggunakan senjata itu," kata presiden Amerika Serikat Barack Obama di Reno, Nevada.
Peringatan juga dilontarkan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius. Ia mengatakan penggunakan senjata kimia dan senjata biologi sangat tidak bisa diterima.
Sebaliknya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengingatkan, campur tangan asing justru akan mendorong terjadinya perang saudara. “Kami khawatir jika kepemimpinan sekarang disingkirkan maka akan terjadi kekosongan kekuasaan,” kata Putin seperti dilansir Interfax.
Sebelumnya, juru bicara kementerian luar negeri Suriah, Jihad Makdissi, mengatakan pemerintahan presiden Bashar al-Assad akan menggunakan senjata kimia jika saja negara asing melakukan campur tangan dalam penyelesaikan krisis yang sudah mengoyak negara itu 16 bulan terakhir.
Tentara Pembebasan Suriah (FSA) mengatakan tekanan dunia internasional membuat Suriah memindahkan senjata kimia ke daerah perbatasan. “Kami mengetahui lokasi dan posisi senjata ini. Menurut informasi kami, rezim sudah mengumpulkan senjata pembunuh masal ini beberapa bulan lalu,” tulis pernyataan FSA.
Suriah yang tidak ikut dalam Konvensi Senjata Kimia menjalankan program pembuatan senjata kimia sejak 1980-an dengan bantuan Uni Soviet. Mereka diduga memiliki beberapa jenis serta mendesain untuk bisa ditumpangkan dengan senjata lain seperti rudal Scud-D hingga senjata militer biasa.
Hingga kemarin, perang kian berkecamuk di Damaskus dan kota-kota lain di sekitarnya. Ledakan dan tembakan terdengat di Barzeh, tank-tank melakukan patroli di Midan yang kembali direbut dari tentara pemberontah, sedangkan distrik Qaboun terlihat sepi karena ditinggalkan penduduk.
Perang juga berkecamuk di Aleppo, kota dengan penduduk terpadat di Suriah. FSA mengirimkan 1.000 orang yang disebut Brigade og Unifictaion untuk merebut Aleppo. "Kami mengemban tugas memerdekakan Aleppo," kata Kolonel Abdul-Jabbar Mohammed Akidi salah satu pemimpin grup itu.
Pemantau hak asasi manusia Suriah menyebutkan 116 orang -- 64 sipil, 35 tentara, dan 17 pemberontak -- tewas sepanjang Senin lalu. Organisasi yang berbasis di Inggris itu memperkirakan sekitar 17 ribu orang tewas sejak perang berkecamuk Maret tahun lalu.
Perlawanan gencar yang dilakukan pemberontak membuat banyak yang memperkirakan Assad akan segera tumbang. Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan mengatakan pemberontak sudah dekat dengan kemenangan. Kejatuhan Assad, kata dia, hanya menunggu waktu saja.
REUTERS | BBC | CNN | RAJU FEBRIAN
Berita lain:
Sebelum Penembakan, Joker Colorado Ditolak 3 Cewek
Ini Cara Anggiat Lolos dari Tembakan Maut
Pelaku Teror Batman Terancam Hukuman Mati
Anggiat, Korban ‘The Jocker,’ Tetap Senang di AS
Menang Lomba Minum Tapi Nyawa Melayang