TEMPO.CO, Bagdad - Sedikitnya 20 orang dilaporkan tewas menyusul serangkaian serangan bersenjata dan ledakan bom di berbagai kota di Irak, termasuk Ibu Kota Bagdad, Ahad, 22 Juli 2012.
Serangan dilakukan oleh sejumlah pria bersenjata, yang belum diketahui identitasnya, menggunakan senapan mesin dan bom. Target serbuan mereka adalah pangkalan militer.
"Dari jumlah yang tewas, sedikitnya 15 anggota militer meninggal dan empat lainnya luka-luka akibat serangan bersenjata di pangkalan militer di Provinsi Salah Din," kata pejabat Angkatan Bersenjata Irak kepada Al JAzeera.
Serbuan bersenjata tersebut, jelas petugas keamanan Irak, berlangsung pada Ahad pagi waktu setempat, saat para anggota militer yang bertugas di pingggiran Kota Dhuluiyah, sekitar 90 kilometer Bagdad, terlelap tidur. "Hingga saat ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab."
Puncak kekerasan berdarah di Irak adalah pada 2006-2007, ketika puluhan ribu orang tewas akibat serangan bersenjata di berbagai tempat, terutama di Ibu Kota. Dua pekan terakhir, kekerasan di Irak benar-benar menurun, terutama menjelang bulan suci Ramadan yang dimulai pada Sabtu, 21 Juli 2012, di Irak. Bulan lalu, setidaknya 237 orang tewas dan 603 lainnya luka-luka. Peristiwa ini merupakan peristiwa paling berdarah sejak pasukan Amerika Serikat ditarik dari Irak pada akhir tahun lalu.
AL JAZERA | AL ARABIYA NEWS | CHOIRUL
Terpopuler:
Korban Penembakan Batman Lamar Kekasih Di RS
Penembak Batman Diduga Sudah Rencanakan Aksinya
The Joker Colorado Ludahi Sipir Penjara
Obama Kunjungi Keluarga Korban di Colorado
The Joker Diduga Tak Beraksi Sendiri
Debat Kepemilikan Senjata Muncul Lagi
Makin Banyak Gadis AS Pertahankan Keperawanannya
Korban Penembakan Asal Indonesia Maafkan The Joker
Mukherjee Terpilih sebagai Presiden India
Amnesty: Pembantaian Muslim Rohingya Berlanjut