TEMPO.CO , Washington: Rita Yolanda Paulina Silalahi, 45 tahun, Warga Negara Indonesia yang menjadi korban penembakan pada pemutaran perdana film "The Dark Night Rises" di Aurora, Denver, Colorado, masih lemah.
Usai dioperasi Sabtu, 21 Juli 2012 di Rumah Sakit Medical Health Centre, Denver, Rita yang mengalami luka tembak di lengan dan kakinya, mengaku masih kesakitan.
"Saya memang sudah dioperasi tadi pagi, tapi kondisi saya ini merasa tangan saya ini masih terasa sakit," katanya saat dihubungi Tempo, Ahad 22 Juli 2012.
Untuk mengurangi rasa sakitnya, perempuan yang bekerja di bagian pengolahan makanan di tempat perawatan panti jompo itu mesti sering menelan obat. "Setiap dua jam sekali saya masih mengkonsumsi obat penahan rasa sakit," ujar dia.
Akibat terkena peluru, tangannya pun masih masih belum bisa dipakai aktif untuk memegang barang, meski sudah dapat digerakan sedikit-sedikit.
Rita merupakan salah satu dari 58 korban luka akibat penembakan saat pemutaran perdana film "The Dark Night Rises" di bioskop di Aurora, Denver, Colorado. Selain korban luka, teror itu juga merenggut 12 nyawa penonton lainnya.
Teror penembakan tersebut dilakukan oleh James Holmes, 24 tahun, seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Colorado yang sedang mengurus prosedur drop out-nya pada Juni lalu. Ketika melakukan aksinya, Holmes mengenakan masker gas dan membawa tiga senjata api.
VICTORIA SIDJABAT (WASHINGTON) | NUR ALFIYAH
Terpopuler:
Sembilan Penembakan Paling Brutal di Amerika
Penembak Batman Mirip dengan Aktor Heath Ledger
Teror Batman, Obama Batal Kampanye
Data Korban Teror Batman di Indonesia, Belum Ada
WNI Korban Penembakan Batman Dioperasi
Obama Kunjungi Keluarga Korban di Colorado
Debat Kepemilikan Senjata Muncul Lagi
Penembak Batman Diduga Sudah Rencanakan Aksinya