TEMPO.CO , Colorado - Rita Paulina Situmeang, salah seorang warga negara Indonesia yang menjadi korban penambakan di pemutaran perdana film The Dark Night Rises di Denver, Colorado, saat ini tengah menjalani operasi. "Iya, kami masih menunggu di luar," kata Anggiat M. Situmeang, suami Rita, kepada Voice of Amerika, Sabtu 21 Juli 2012.
Menurut dokter, kata Anggiat, Rita menjalani operasi untuk mengeluarkan fragment atau kepingan yang terdapat di lengan kirinya. "Dokter sebut itu fragment. Di lengan kirinya ada dua lubang dan merusak siku," ujar dia.
Baca juga:
Rita merupakan salah seorang korban penembakan massal yang terjadi saat pemutaran film Batman The Dark Knigth Rises di bioskop Aurora, Jumat dini hari 20 Juli 2012 kemarin. Penembakan ini menyebabkan 12 orang tewas dan 58 luka-luka.
Akibat penembakan tersebut, Rita mengalami luka di siku dan kakinya. Anggiat menuturkan dari dua bagian yang terluka tersebut bagian sikut Rita-lah yang paling parah. "Saya tidak jelas sikunya lepas atau patah, tapi menurut dokter cukup berat karena tidak hanya bisa dibersihkan dan dibuang serpihannya tapi juga dibetulkan sikunya," ujar dia.
Sedangkan untuk luka di kakinya, kata Anggiat, dokter tak melakukan operasi. "Untuk yang kaki fragment-nya dibiarkan, tidak diambil,” ucapnya.
"Penembakan Batman" dilakukan oleh James Holmes, 24 tahun, seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Colorado yang sedang mengurus prosedur drop out-nya bulan Juni lalu. Saat melakukan aksinya, Holmes mengenakan masker gas dan membawa tiga senjata api. Dia memberondong ratusan penonton ketika film Batman baru diputar 20 menit.
EVA M | NUR ALFIYAH
Berita Terkait:
Data Korban Teror Batman di Indonesia Belum Ada
Sembilan Penembakan Paling Brutal di Amerika
Teror Batman, Obama Batal Kampanye
Penonton Film Batman Dijaga Polisi