TEMPO.CO, Damaskus - Perang saudara di Suriah, Kamis, 19 Juli 2012, kian memanas. Dua kubu yang bentrok membuat situasi keamanan di ibu kota Damaskus terus memburuk. Salah satu pemicu menguatnya kelompok oposisi adalah pengkhianatan sobat Presiden Suriah, Bashar Al Assad. Sang sahabat ini adalah teman bermain Assad sejak kecil. Namanya Brigadir Jenderal Munaf Tlass.
Tlass yang pernah jadi seorang jenderal kepercayaan Assad ternyata telah menyelinap pergi meninggalkan Damaskus dua pekan lalu. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari orang dekat Assad, Tlass terbang ke Dubai ,lalu ke Prancis untuk bergabung dengan istri dan saudara perempuannya, Nahed Ojjeh yang merupakan janda mililarder saudagar senjata Arab Saudi, Akrab Ojjeh.
"Seorang komandan Garda Republik telah membelot dan kini sedang menuju Prancis," ucap Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius dalam sebuah konferensi pers memperkuat kabar pengkhianatan Tlass terhadap orang nomor satu di Suriah.
Jenderal Tlass sudah seperti saudara bagi Assad. Kedekatan keduanya tersambung lantaran persahabatan yang kental kedua ayah mereka: Mustafa Tlass, bekas Menteri Pertahanan Suriah dan Hafez Al Assad, penguasa Suriah tiga kali masa jabatan. Ayah mereka adalah dua sejoli yang membawa Partai Baath berjaya di Suriah pada 1963 dan bersetia saling mendampingi saat Hafez mengkudeta resim Nureddin Al Atesi.
“Tidak akan ada rezim Assad tanpa bantuan klan Tlass,” ujar Reva Bhalla peneliti dari konsultan intelijen Abang Sam, Stratfor. Perkawanan berlanjut di generasi kedua. Munaf Tlass adalah orang yang selalu berdiri di samping Bhasar al Assad pada setiap kesempatan. Kini jenderal pasukan elite Garda Republik yang usianya ada di akhir 40 tahunan itu diam-diam hengkang dari jajaran pelindung Assad.
Hubungan Tlass dengan Assad berada di simpang jalan setelah setelah serangan pemerintah terhadap Distrik Baba Amr, di Homs, Suriah, Februari lalu. Saat itu Tlass kabarnya menolak memimpin satu pasukan yang ditugaskan menguasai kembali bekas pangkalan pemberontak dan dengan kasar Bashar menghardik agar sang jenderal tinggal di rumah saja.
“Sejak itu Tlass menanggalkan seragam militernya, kemudian memilih duduk di teras rumahnya di Damaskus dan mulai memanjangkan janggutnya,” ujar Bhalla dalam laporan intelijen Stratfor. Ia dinilai tidak mampu menunaikan tugas oleh rezim Assad lebih dari setahun yang lalu.
Tlass kini berada ribuan kilometer dari sahabat kecilnya itu. Persahabatan mereka sudah berakhir. Kedua sahabat kini berseberangan. Bagi Assad, Tlass merupakan sobat yang khianat.
SANDY INDRA PRATAMA | NATIONAL POST, STRAFFOR.COM
Berita Terpopuler:
Demi Fans Muslim, Madrid dan Barca Revisi Logo
Yoris : Jika Kalla Dipecat, Golkar Hancur
Sejoli Pegawai Negeri Ketahuan Mesum di Toilet
Setelah 15 Tahun, PT Dirgantara Kini Buka Lowongan
Pelacur dan Mucikari Demo Kantor DPRD
Indonesia Akan Miliki 75 Pencakar Langit
Nissan Juke Indonesia Kena Recall
Pengurus Golkar Tak Kompak Soal Pemecatan Kalla
Akbar: Pemecatan Kalla Bisa Blunder
Partai Demokrat Dinilai Sumbang Kekalahan Foke